HARGA BBM BERSUBSIDI NAIK: Penundaan Justru Beri Ruang Bagi Spekulan

HARGA BBM BERSUBSIDI NAIK: Penundaan Justru Beri Ruang Bagi Spekulan:
Hedwi Prihatmoko


Ilustrasi/Jibiphoto
KABAR24.COM, JAKARTA—Tertundanya keputusan mengenai kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan memberikan ruang tambahan bagi para spekulan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya mengungkapkan pemerintah akan mengambil langkah pengurangan subsidi BBM pada Mei tahun ini.
Namun, Presiden kembali ragu-ragu dan mulai mempertimbangkan lagi opsi kenaikan BBM bersubsidi bagi seluruh konsumen. Pasalnya, penerapan kebijakan dual price BBM bersubsidi dipertimbagkan memiliki risiko terlalu besar.
“Ketidakpastian ini memberikan ruang besar bagi para spekulan. semakin tidak pasti, semakin membuka ruang seluas-luasnya bagi para spekulan untuk bekerja,” kata Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis, Minggu (28/4).
Dia menyetujui penundaan tersebut berisiko menyebabkan kelangkaan BBM bersubsidi kembali terjadi seperti yang baru-baru ini terjadi kelangkaan solar bersubsidi.
Tony Prasetiantono, Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada, mengatakan semakin lama pemerintah memberikan ketidakpastian, spekulasi yang terjadi akan semakin menjadi.
“Makin lama ketidakpastian ini, situasi semakin runyam. Spekulasi kian menjadi-jadi. Ini juga berpotensi mendorong inflasi,” ungkapnya, Minggu (28/4).
Selain itu, Prasetiantono juga mengkhawatirkan penundaan keputusan ini menyebabkan pemerintah kehilangan momentum untuk menyehatkan kondisi fiskal APBN yang semakin tertekan karena pembengkakan anggaran subsidi.
Akibatnya, lanjutnya, para pelaku ekonomi, terutama investor, akan menilai negatif kebijakan fiskal pemerintah yang tidak berkelanjutan.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Komite Ekonomi Nasional (KEN) Ninasapti Triaswati menegaskan dua hal penting yang seharusnya pemerintah pahami, yaitu kepastian waktu pelaksanaan kebijakan harga BBM bersubsidi secara efektif dan besaran pengurangan subsidinya.
Menurutnya, penerapan dual price BBM bersubsidi melalui kenaikan harga bagi mobil berplat hitam menjadi Rp6.500 per liter mampu menghemat APBN 2013 sebesar Rp2 triliun per bulan. Apabila pemerintah terus menunda, lanjutnya, besaran penghematan yang bisa dilakukan sampai akhir tahun anggaran 2013 akan semakin kecil.
“Katakanlah kalau [kebijakan harga BBM bersubsidi] efektif terlaksana pada Mei, berarti pemerintah bisa menghemat Rp16 triliun sampai akhir 2013,” katanya.
Namun, Nina menilai penghematan melalui penerapan dual price BBM bersubsidi tidak signifikan dalam memperbaiki kondisi fiskal dalam negeri. Seharusnya, imbuhnya, pemerintah bukan melakukan pengurangan subsidi bagi orang mampu, tetapi pencabutan subsidi bagi orang mampu.
Nina menjelaskan dengan kenaikan harga Rp2.000 per liter, pemerintah masih menanggung subsidi bagi orang mampu sebesar Rp3.000 per liter.
“Jumlah mobil itu sekitar 11,5 juta unit, dan dimiliki oleh sekitar 20% masyarakat dengan penghasilan tertinggi. Artinya, yang mampu dapat subsidi 300.000 per bulan dengan asumsi konsumsinya 100 liter per bulan. Itu sih besarnya sudah sama kayak BLT [bantuan langsung tunai] bagi orang mampu,” ujarnya.
Nina memperkirakan pencabutan subsidi bagi orang mampu bisa menghemat anggaran sebesar Rp5 triliun per bulan. (JIBI/aw)
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Translate