6 MITOS TENTANG KEBAHAGIAAN yang Harus Anda Lupakan

6 MITOS TENTANG KEBAHAGIAAN yang Harus Anda Lupakan:
Andhina Wulandari


Ilustrasi/Prevention
KABAR24.COM, JAKARTA—Setiap orang memandang kebahagiaan dengan caranya sendiri-sendiri. Namun ada beberapa mitos tentang kebahagiaan yang sebaiknya Anda lupakan.
“Saya akan bahagia ketika menikah dengan orang yang tepat”
Salah satu mitos kebahagiaan yang dipercaya hampir semua orang adalah mengenai gagasan pernikahan yang romantis dan sempurna. Faktanya, pernikahan memang membawa kebahagiaan, tapi tidak selalu. Akan ada masalah yang membuat emosi naik-turun. Bahkan ketika kebahagiaan itu tidak sesuai harapan malah bisa membuat Anda terpuruk. Karena itu, saat melangkah ke jenjang pernikahan, Anda seharusnya sudah siap untuk merasakan beragam emosi tersebut.
“Saya tidak bahagia lagi setelah hubungan asmara saya gagal”
Ketakutan akan putus atau bercerai biasanya selalu membayangi seseorang. Mereka bahkan menganggap tidak bisa lagi merasakan bahagia setelah fase itu. Faktanya, perpisahan dengan seorang yang Anda cintai bukan berarti akhir dari segalanya. Keinginan untuk bahagia itu sebenarnya ada dalam diri Anda sendiri. Banyak juga orang yang justru lebih bahagia setelah berpisah, karena mereka merasakan kebebasan yang mungkin tidak dirasakan sebelumnya.
“Saya butuh pasangan”
Film-film romantis bisa jadi salah satu pemicu pikiran tentang pasangan yang ideal. Faktanya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mereka yang lajang tidak jadi lebih sedih bila dibandingkan dengan mereka yang sudah menikah. Setiap orang bisa bahagia dengan caranya sendiri-sendiri. Semua itu kembali lagi bagaimana cara Anda memandang kehidupan dengan lebih positif.
“Mendapatkan pekerjaan impian akan membuat saya bahagia”
Bayangan seperti ini biasanya dimiliki oleh mereka yang merasa tidak puas dengan karir saat ini. Namun, kadang pekerjaan impian itu tidak selalu sesuai dengan harapan Anda. Belum ada kepastian bahwa Anda akan sepenuhnya bahagia jika mendapatkan pekerjaan itu. Hal yang bisa Anda lakukan adalah belajar mencintai pekerjaan saat ini atau lakukan perubahan.
“Saya akan bahagia ketika kaya dan sukses”
Dengan pikiran seperti ini, pada akhirnya Anda tidak juga mendapat kepuasan karena ukuran kaya dan sukses itu selalu berubah. Anda mungkin tidak menyadari kunci kebahagiaan bukanlah seberapa sukses seseorang, tapi apa yang bisa Anda lakukan dengan kesuksesan itu. Bukan juga berapa banyak uang yang Anda hasilkan, namun bagaimana Anda mengalokasikan uang itu.
“Tahun terbaik dalam hidup saya sudah lewat”
Meski Anda pernah mengalami banyak kebahagiaan di masa lalu, bukan berarti Anda harus hidup di masa itu dan tidak berani menghadapi masa depan. Ketika Anda berpikiran seperti itu, artinya Anda malah membatasi hidup Anda sendiri. Semakin bertambahnya usia, Anda harus mulai bisa mengatur emosi agar lebih stabil serta menjauhkan segala pikiran negatif. Ketika saat ini sedang merasa sedih, selalu percaya bahwa di depan nanti akan ada kebahagiaan untuk Anda. (Psychologytoday/Kabar24/aw)
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Translate