Penyakit demam tifoid sering dikenal dengan penyakit tipus. Penyakit ini diakibatkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menyerang saluran pencernaan. Demam tifoid ditularkan melalui makanan dan minuman yang tidak bersih atau higienis. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limpa.
Pada dasarnya, demam tifoid dapat ditemukan di belahan dunia manapun. Angka kejadian lebih tinggi di negara-negara berkembang dengan iklim tropis. Di Indonesia, demam tifoid merupakan persoalan endemik yang cukup serius. Menyerang mulai dari usia balita, anak-anak, dan orang dewasa. Namun, kasusnya lebih tinggi pada usia di bawah 5 tahun.

Demam tifoid berkaitan dengan kebersihan seseorang. Penyebabnya dikarenakan makanan, minuman, dan lingkungan yang tidak bersih. Penularan pada umumnya disebabkan pencemaran air minum. Penularan paling bahaya disebabkan oleh tinja.
Misalnya, memakan makanan setelah ke toilet dengan tidak mencuci tangan sampai bersih atau meminum air yang terkontaminasi bakteri Salmonella. Dan, dapat juga disebabkan oleh kuman yang hidup dalam usus hewan, ternak, reptil, daging unggas kurang matang, dan telur.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada sekitar 16-33 juta kasus demam tifoid dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya. Dan, anak-anak paling rentan terkena penyakit.
Gejala Penyakit Demam Tifoid
Gejala klinis yang diakibatkan demam tifoid sangat bervariasi. Mulai dari gejala yang ringan sampai kepada gejala yang tidak terdiagnosis. Mulai dari gejala yang khas (sindrom demam tifoid) sampai gejala berat yang disertai komplikasi.
Gejala ini juga tergantung usia pengidap demam tifoid. Gejala klinis pada anak cenderung tidak khas. Makin muda umur anak, maka gejalanya makin tidak khas. Biasanya, penyakit cenderung tidak berlangsung lama dan jarang lebih dari dua minggu.
Pada anak-anak, awal gejalanya tidak begitu spesifik dan sering disangka infeksi virus dengue, malaria, atau leptospirosis. Berikut beberapa penjelasan gejala demam tifoid.
Minggu pertama. Gejala klinis pada minggu pertama terlihat seperti penyakit infeksi pada umumnya. Gejalanya berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, sakit perut, diare (pada anak-anak), dan sembelit (orang dewasa).
Pada minggu kedua, gejala menjadi lebih jelas, yaitu demam tinggi, nafas berbau tak sedap, kulit kering, rambut kering, bibir kering pecah-pecah, Lidah kotor (bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah), pembesaran hati. dan limpa (nyeri bila diraba), perut kembung.
Sementara komplikasi yang diderita demam tifoid berupa pendarahan usus dan perforasi. Pendarahan ini merupakan komplikasi serius dan harus diwaspadai.
Komplikasi lain yang menyerang penderita demam tifoid, yaitu peradangan dan pembengkakan pada otot jantung (miokarditis), peradangan pancreas, pneumonia, infeksi pada ginjal, pembengkakan selaput otak atau meringitis dan infeksi, serta permasalahan pada psikiatri, seperti mengigau, halusinasi, paranoid, dan lainnya.
Bila penderita demam tifoid tidak segera diobati, penyakit ini akan menyebabkan komplikasi yang bisa berujung pada kematian. Di antara dampak buruk lainnya adalah berikut ini.
- Pendarahan usus
- Kebocoran usus
- Infeksi selaput usus
- Renjatan bronkopnemonia (peradangan paru), dan
- Kelainan pada otak.
Untuk pertolongan pertama, menurunkan panas demam tifoid dapat dilakukan dengan meletakkan kain basah dingin ke kepala penderita (kompres). Dan, memberikan asupan yang mengandung cairan dan bergizi, seperti sop, sari buah, dan banyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi.
Namun, bila penyakit berlanjut segera melakukan cek kesehatan kepada dokter. Dan, biasanya dokter menyarankan untuk cek darah ke laboratorium untuk meyakinkan diagnosa penyakit.
Untuk mencegah terjadinya komplikasi terutama pendarahan dan perforasi, perawatan pasien demam tifoid dapat dilakukan dengan cara berbaring minimal 7 hingga 14 hari untuk mencegah terjadinya peradangan pada usus.
Selain itu, pasien juga diberikan nutrisi yang baik dan gizi yang lengkap. Pengobatan dan perawatan pasien deman tifoid bertujuan untuk menghentikan perkembangbiakan dan invasi kuman, mempersingkat jalannya penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali.
Pengobatan penyakit juga dilakukan dengan cara mengisolasi pasien dan melakukan desinfeksi pakaian dan juga urine yang bertujuan untuk menghindari penularan. Serta pasien diberikan vaksin antibiotik yang dianggap sebagai terapi efektif terhadap penyakit demam tifoid.
Selain obat-obat kimia, penderita demam tifoid dapat juga diobati dengan memberikan obat alami herbal. Obat herbal ini telah ditemukan dan dipakai di Jepang selama belasan tahun.
Di Indonesia obat ini telah beredar dengan nama SUPERLUTEIN. Herbal yang dibuat dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Superlutein yang ditemukan oleh Jepang tersebut, telah mendapatkan prediket suplemen nomor 1 di dunia. Herbal dari bahan-bahan alami ini sangat cepat khasiatnya.
Selama perawatan, pola konsumsi pasien harus dijaga dengan baik dan seimbang. Tidak boleh berlebihan dan menjaga aturan-aturan (pantangan) tertentu. Ada beberapa petunjuk yang dianjurkan bagi pasien demam tifoid, antara lain sebagai berikut.
- Tidak mengandung banyak serat.
- Makanan yang cukup mengandung cairan, vitamin, dan protein.
- Tidak menimbulkan rangsangan dan juga tidak menimbulkan banyaknya gas yang dihasilkan.
- Pasien diberi makanan lunak.
Setelah pasien diizinkan rawat jalan oleh rumah sakit, bukan berarti pasien boleh makan seenaknya seperti dalam keadaan sehat. Pola konsumsi tetap dijaga secara bertahap sampai pasien sembuh total dan bisa kembali ke makanan normal.
Pencegahan
“Mencegah lebih baik dari mengobati”. Pepatah ini sangat penting untuk diingat. Secanggih dan seampuh apapun pengobatan untuk suatu penyakit, yang utama tetap pencegahan.
Penyakit tifus seperti dijelaskan di awal, disebabkan karena persoalan kebersihan dan sanitasi lingkungan. Pencegahannya jelas dengan menjaga kebersihan dan kontaminasi dari kotoran dan bakteri Salmonella typhi.
Hindari makanan jajanan yang susah dipastikan kebersihannya. Dan, biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengkonsumsi/membuat makanan.
Biasakan hidup sehat dengan konsumsi makanan yang bergizi dan bervitamin. Makanan enak bukan berarti memiliki banyak vitamin dan gizi. Para orang tua hendaknya mengetahui makanan-makanan apa saja yang sehat bagi tubuh.
Selain konsumsi sehat, lakukan juga olahraga secara teratur. Tubuh yang sehat akan membuat daya ketahan tubuh menjadi kuat melawan kuman-kuman dan bakteri yang masuk.
Cegah pertumbuhan kuman dengan pola hidup bersih. Jangan biarkan rumah dan perkarangan kotor tak terurus. Pastikan kamar mandi bebas dari kotoran dengan membersihkannya secara teratur.
Dan, jangan lupa menguras bak mandi dengan berkala. Perhatikan kebersihan air yang hendak diminum. Deman tifoid dapat tertular melalui air yang digunakan. Bila ada anggota keluarga yang terkena penyakit deman tifoid, lakukan pencegahan penularan bakteri. Pencegahan dapat berupa sterilisasi pakaian, bahan, dan alat-alat yang digunakan penderita dengan menggunakan antiseptik.
Penyakit demam tifoid sering diakibatkan karena komsumsi dan lingkungan yang tidak sehat. Pola hidup sehat adalah pencegahan paling efektif dari berbagai penyakit.
Pencarian terkait : obt yg paling baik unt penderita tipoid?, makanan yang baik untuk mencegah demam thypoid, pencegahan demam tifoid pada ibu hamil, pencegahan penyakit tifoid pada ibu hamil,
0 komentar:
Posting Komentar