UANG KULIAH PTN: Penyeragaman Uang Kuliah Tuai Pro-Kontra

UANG KULIAH PTN: Penyeragaman Uang Kuliah Tuai Pro-Kontra:
Miftahul Khoer

10 Mahasiswa UI Ikut Simulasi Sidang PBB di Harvard
Mahasiswa UI saat mengikuti simulasi Sidang PBB di Harvard/istimewa
KABAR24.COM, JAKARTA— Rencana pemerintah menyeragamkan biaya kuliah di perguruan tinggi negeri menuai pro dan kontra.
Sebagian kalangan mengkhawatirkan rencana tersebut. Beragam pertanyaan bermunculan bila biaya kuliah untuk program studi kelompok eksakta yang cenderung membutuhkan fasilitas lebih banyak dengan biaya lebih besar, seperti Kedokteran, Fisika, Kimia, dan Biologi disamakan dengan program studi lainnya yang tidak membutuhkan fasilitas tambahan.
Bambang Q Anees, Akademisi Manajemen Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)  mengatakan PTN yang menyediakan program studi kelompok eksakta memang membutuhkan biaya operasional lebih besar dibandingkan dengan program studi non eksakta seperti, sosial, agama, sastra dan lainnya.
“Tentu saja kalau diseragamkan semua pasti ada yang diuntungkan dan dirugikan. Namun saya pikir  penyeragaman ini tentunya tidak dipukul rata. Pasti  ada kualifikasinya,” ujar Bambang baru-baru ini.
Dia mengkhawatirkan jika penyeragaman biaya kuliah ini diberlakukan, fakultas bermuatan eksakta dikhawatirkan akan memungut biaya tambahan guna menutupi biaya operasional.
Dia berpendapat semestinya negara tetap menyubsidi setiap perguruan tinggi  guna menciptakan pendidikan yang terjangkau, baik  berupa beasiswa yang tepat sasaran maupun fasilitas  penunjang. Dengan demikian, lanjutnya, tinggal menciptakan kualitas pendidikan  yang baik.
Beasiswa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2010, meluncurkan program beasiswa bidik misi yang hingga kini peminatnya sudah mencapai hampir 80.000 peserta.
Beasiswa bagi kalangan tidak mampu tersebut juga diberikan kepada calon mahasiswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negeri (PTN) sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
Bambang menilai konsep pemerintah dengan mengeluarkan program bidik misi sudah bagus guna membantu rakyat kecil. Selain membantu biaya perkuliahan, jelasnya, beasiswa tersebut diberikan untuk pembinaan setiap mahasiswa.
“Yang selama ini kita lihat dari Bidik Misi itu tidak mewah, padahal untuk standar dalam negeri saya pikir ini cukup baik ketimbang program-program beasiswa dari pemerintah sebelumnya,” ujar Bambang.
Menurutnya, seharusnya pemerintah melalui PTN yang dilibatkan dalam program beasiswa itu juga harus memberikan nilai positif terhadap output beasiswa tersebut.
Dia mencontohkan setiap penerima beasiswa tidak hanya sekedar menerima uang yang dikhawatirkan bisa digunakan untuk hal-hal yang tidak semestinya, tetapi disyaratkan khusus untuk kemaslahatan yang baik.
“Beasiswa itu kan uang negara. Jadi siapa saja yang dapat, misalnya, pihak universitas mewajibkan kepada mahasiswa penerima harus bikin resensi buku yang dibacanya sebagai salah salah satu syarat,” ujarnya. (JIBI/nj)
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Translate