MODEL
PEMBELAJARAN PORTOFOLIO:SEBUAH TINJAUAN KRITIS
Oleh :Drs. Arief A. Mangkoesapoetra, M.Pd.
Oleh :Drs. Arief A. Mangkoesapoetra, M.Pd.
Judul: MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO: SEBUAH TINJAUAN KRITISBahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan Umum.Nama & E-mail (Penulis): arief mangkoesapoetra Saya Guru di SMAN 21 BANDUN G Topik: Model Pembelajaran Tanggal: 25 Agustus 2004
I. Latar Belakang Masalah
Masalah utama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) ialah penggunaan metode atau model pembelajaran dalam menyampaikan materi
pelajaran secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat
diinternalisasikan pada diri siswa serta mengimplementasikan hakekat pendidikan
nilai dalam kehidupan sehari-hari-belum memenuhi harapan seperti yang
diinginkan. Hal ini berkaitan dengan kritik masyarakat terhadap materi
pelajaran PKn yang tidak bermuatan nilai-nilai praktis tetapi hanya bersifat
politis atau alat indoktrinasi untuk kepentingan kekuasaan pemerintah.
Metode pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)
terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cenderung
lebih dominan one way method. Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target
yang berorientasi pada nilai ujian akhir, di samping masih menggunakan model
konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa,
akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap,
dan tindakan; sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran
pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban
tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan.
Untuk menghadapi kritik masyarakat tersebut di atas, suatu
model pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu model
pembelajaran berbasis portofolio (porfolio
based learning), yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan
proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa, serta secara fisik dan mental melibatkan semua
pihak dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu kebebasan berpikir,
berpendapat, aktif dan kreatif.
II.
Dasar Pemikiran
Model Pembelajaran Portofolio dalam PKn Menurut ERIC Digest
(2000), "Portfolios are used in various professions together typical..;
art students assamble a portfolio for an art class..". Portofolio
merupakan kumpulan hasil karya siswa sebagai hasil belajarnya. Portofolio,
selain sangat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan
pemahaman siswa serta memberikan gambaran mengenai sikap dan minat siswa
terhadap pelajaran yang diberikan, juga dapat menunjukkan pencapaian atau
peningkatan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran (Stiggins, 1994 :
20). Melalui model pembelajaran portofolio, selain diupayakan dapat
membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat
mengembangkan pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif,
serta diiringi suatu sikap tanggung jawab.
Adapun alasan penggunaan model pembelajaran portofolio, yang
mendasari kegiatan serta proses pembelajaran PKn mengacu pada pendekatan sistem
: (1) CTL, 'Contextual Teaching Learning', dan (2) 'Model Kegiatan Sosial dan
PKn'. (1) CTL, 'Contextual Teaching Learning' CTL adalah suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki karakteristik berikut : a. keadaan yang mempengaruhi
langsung kehidupan siswa dan pembelajarannya; b. dengan menggunakan
waktu/kekinian, yaitu masa yang lalu, sekarang, dan yang akan datang; c. lawan
dari textbook centered; d. lingkungan budaya, sosial, pribadi, ekonomi, dan
politik; e. belajar tidak hanya menggunakan ruang kelas, bisa dilakukan di
dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara; f. mengaitkan isi
pelajaran dengan dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka; dan g. membekali siswa
dengan pengetahuan yang fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke
permasalahan lain, dari satu konteks ke konteks lain.
Model CTL disebut juga REACT, yaitu Relating (belajar dalam
kehidupan nyata), Experiencing (belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan dan
penciptaan), Applying (belajar dengan menyajikan pengetahuan untuk
kegunaannya), Cooperating (belajar dalam konteks interaksi kelompok), dan
Transfering (belajar dengan menggunakan penerapan dalam konteks baru/konteks
lain) (2) 'Model Kegiatan Sosial dan PKn' Model yang dipelopori oleh Fred
Newman ini mencoba mengajarkan pada siswa bagaimana mempengaruhi kebijakan
umum, dengan demikian pendekatan tersebut mencoba memperbaiki kehidupan siswa
dalam masyarakat atau negara, dengan mencoba mengembangkan kompetensi
lingkungan yang merupakan kemampuan siswa untuk mempengaruhi lingkungan, dan
memberikan dampak pada keputusan-keputusan kebijakan, memiliki tingkat
kompetensi dan komitmen sebagai pelaksana yang bermoral. Model ini mendorong
partisipasi aktif siswa dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial dalam
masyarakat. Kedua model di atas, yang menjadi dasar acuan pendekatan sistem
pada model pembelajaran portofolio membina siswa dalam rangka pemerolehan
kompetensi lingkungan dan membekali siswa dengan life skill : civic skill,
civic life, serta dapat mengembangkan dan membekali siswa bagaimana belajar
ber-PKn-dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai serta
pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektifitas dalam
berpartisipasi, juga untuk membina suatu tatanan nilai terutama nilai
kepemimpinan pada diri siswa, agar siswa dapat mempertanggungjawabkanb ucapan,
sikap, perbuatan pada dirinya sendiri, kemudian pada masyarakat, bangsa, dan
negara. Implementasi model pembelajaran portofolio akan menjadikan PBM PKn yang
sangat menyenangkan bagi siswa, bila pembelajaran tersebut beserta komponennya
memiliki kegunamanfaatan bagi siswa dan kehidupannya.
III.
Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Selain hal-hal positif, keunggulan, dan kelebihan model
portofolio di atas, kita pun harus mencermati beberapa kelemahan, peluang, dan
ancaman yang terdapat di dalam proses pembelajaran PKn in action, seperti
dipaparkan di bawah ini..
A.
Kelemahan Model Pembelajaran Portofolio :
1.
Diperlukan
waktu yang cukup banyak, bahkan diperlukan waktu di luar jam pembelajaran di
sekolah, sehingga untuk menuntaskan satu studi kasus atau suatu kebijakan
publik diperlukan lebih dari 20 jam pelajaran seperti yang telah ditentukan
dalam jadwal;
2.
Kurangnya
pengetahuan/daya nalar guru yang bersangkutan;
3.
Belum
diberikannya hak otonomi mengajar sebagai pengembang kurikulum praktis di
kelas;
4.
Diperlukan
tenaga dan biaya yang cukup besar;
5.
Kurangnya
jalinan komunikasi antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat khususnya
para birokrat/instansi yang dikunjungi oleh para siswa untuk dimintai
keterangannya; dan
6.
Belum
terbiasanya pembiasaan jalinan kerjasama kelompok tim para siswa, dengan
kesadaran, karena jika ide atau gagasan terlalu banyak dan tidak dapat
dipertemukan, masalah akan sulit dipecahkan.
B. Peluang Model Pembelajaran Portofolio :
1.
Dalam
kurikulum baru, diharapkan topik materi pembelajaran tidak terlalu banyak,
namun dimuat satu sampai 2 topik atau materi pelajaran per semester, sehingga
model pembelajaran portofolio dapat dilaksanakan tanpa kekurangan waktu atau
menyalahi apa yang telah digariskan dalam kurikulum. Model ini dapat dilakukan
satu tahun satu kali;
2.
Hak
otonomi mengajar pada guru dalam mengembangkan kemampuan, kemauan, daya nalar,
serta fungsi perannya sebagai fasilitator, mediator, motivator,. Dan
rekonstruktor pembelajaran di dalam kelas;
3.
Tukar
pendapat, informasi, pengetahuan untuk meningkatkan daya nalar dan pengetahuan
dengan rekan guru pada MGMP PKn setempat;
4.
Kerjasama/kolaborasi
antara Kepala Sekolah dan pihak Dewan Sekolah/Komite Sekolah untuk menangani
masalah pendanaan;
5.
Kerjasama/kolaborasi
antara pihak sekolah dengan pemerintah setempat;
6.
Siswa
dapat mengunjungi instansi/lembaga pemerintah yang terkait untuk mencari atau
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
C.
Ancaman Model Pembelajaran Portofolio :
1.
Belum
diberikannya hak otonomi mengajar, sehinga guru masih terikat pada keharusan
sebagai pelaksanan kurikulum, sedangkan guru harus dapat menjadi pengembang
kurikulum praktis di dalam kelas;
2.
Kurang
kesadaran guru dalam mengembangkan kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan
fungsi perannya;
3.
Tidak
ada dukungan moril serta bantuan dana dari pihak sekolah;
4.
Kurangnya
kerjasama antara para guru, Kepala Sekolah, Dewan Sekolah, Orang Tua Siswa, dan
instansi/lembaga pemerintah serta masyarakat setempat
IV.
Penutup
Pembelajaran PKn merupakan pendidikan nilai di tingkat
persekolahan (SD, SLTP, dan SLTA). Dalam upaya meningkatkan kinerja profesional
guru, yaitu membelajarkan siswa dapat belajar ber-PKn dalam laboratorium
demokrasi, guru PKn dapat menggunakan pembelajaran portofolio sebagai salah
satu alternatif pemecahan pembelajaran yang inovatif, yang secara langsung
menjadi wahana pembinaan nilai kepemimpinan pada diri siswa dan secara tidak
langsung menjadi wahana implementasi pendidikan budi pekerti bagi siswa. Model
pembelajaran portofolio-metode pemecahan masalah- dapat digunakan untuk
mengembangkan berbagai potensi kebermaknaan siswa, baik berkenaan dengan aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik siswa, terutama pembinaan tatanan nilai,
yaitu kepemimpinan diri pada siswa. Model ini sangat potensial dalam
meningkatkan motivasi atau semangat belajar siswa, dengan tujuan agar siswa
menjadi A Good Young Citizenship yang berkualitas sebagai warga negara yang
cerdas, kreatif, partisipatif, prospektif, dan bertanggung jawab. Penggunaan
model pembelajaran portofolio dalam pembelajaran PKn berimplikasi luas terhadap
khasanah piranti professional guru sebagai seorang fasilitator,
director-motivator, mediator, rekonstruktor pembelajaran bagi siswa, dalam
upaya mengembangkan dan membekali sejumlah keterampilan dan wawasan life skill
kewarganegaraan siswa, yaitu : civic life, civic skill, civic participation,
yang wajib dimiliki oleh setiap insan, agar siswa dapat hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sesuai dengan hak dan kewajibannya. Penulis adalah
Guru SMAN 21 Bandung, meraih gelar Magister Pendidikan program studi Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial dari Program Pascasarjana UPI Bandung dengan judicium
"cum laude" (25 Pebruari 2004). E-mail : arief_mangkoesapoetra@yahoo.com
PUSTAKA
ACUAN
Center
for Indonesian Civic Education. (1998). Kami Bangsa Indonesia. Bandung : Proyek
Kewarganegaraan. Djahiri, A.K. (2000). Model Pembelajaran Portofolio Terpadu
dan Utuh. Bandung : PPKnH UPI dan CICED. ERIC Digest (2000). "Portfolio
Assessment". Arts-ED 3334603. Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment :
What Teachers Need to Know. USA : Allyn & Bacon - A Simon & Schuster
Company. Stiggins, R.J. (1991). Student-Centered Classroom Assessment. New York
: MacMillan Cottage, Publishing Company. Winataputra, U.S. (1999). Rancangan
Perintisan Model Pembelajaran Portofolio di Delapan Propinsi. Bandung : UT dan
CICED.
Saya
arief mangkoesapoetra setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan
digunakan di Homepage Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini
hasil karya saya sendiri dan sah (tidak ada copyright). .
Sumber : http://re-searchengines.com/art05-17.html
Sumber : http://re-searchengines.com/art05-17.html
0 komentar:
Posting Komentar