A.
Pengertian Model Pembelajaran Make-A
Match
Model Pembelajaran Make a Match artinya model
pembelajaran Mencari Pasangan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika
pembelajaran dikembangkan dengan Make-A
Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan dan
kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut.
Langkah berikutnya adalah guru membagi siswa menjadi 3
kelompok siswa. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi
pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu yang
berisi jawaban. Sedangkan kelompok ketiga berfungsi sebagai kelompok penilai.
Aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut sedemikian sehingga berbentuk huruf
U. Upayakan kelompok pertama berhadapan dengan kelompok kedua.
Jika
masing-masing kelompok telah berada di posisi yang telah ditentukan,
maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan kelompok
kedua bergerak mencari pasangannya masing-masing sesuai dengan pertanyaan atau
jawaban yang terdapat dikartunya. Berikan kesempatan kepada mereka untuk
berdiskusi. Ketika mereka berdiskusi alangkah baiknya jika ada music
instrumentalia yang lembut mengiringi aktivitas belajar mereka. Diskusi
dilakukan oleh siswa yang membawa kartu yang berisi pertanyaan dan siswa yang
membawa kartu yang berisi jawaban.
Pasangan yang telah terbentuk wajib menunjukkan
pertanyaan dan jawaban kepada kelompok penilai.Kelompok penilai kemudian
membaca apakah pasangan pertanyaan dan jawaban itu cocok. Setelah penialai
selesai dilakukan, aturlah sedemikain rupa kelompok pertama dan kelompok kedua
bersatu kemudian memposisikan dirinya menjadi kelompok penialai. Sementara
kelompok penilai pada sesi pertama dibagi menjadi dua kelompok. Sebagian
anggota memegang kartu yang berisi pertanyaan dan sebagian lagi memegang kartu
yang berisi jawaban. Kemudian posisikan mereka sperti huruf U. Guru kembali
membunyikan peluitnya menandai pemegang kartu pertanyaan dan kartu jawaban
bergerak untuk mencari pasanganya. Apababila masing-masing siswa telah
menemukan pasangannya, maka setiap pasangan menunjukkan hasil kerjanya kepada
penilai.
Perlu diketahui bahwa tidak semua peserta didik baik
yang berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan, pemegang kartu jawaban maupun
penilai mengetahui dan memahami secara pasti apakah betul kartu pertanyaan dan
jawaban yang mereka pasangkan telah cocok atau tidak. Demikian halnya dengan
penilai, mereka juga belum mengetahui secara pasti apakah penilaian mereka
benar atas pasangan pertanyaan dan jawaban yang diberikan. Berdasarkan situasi
inilah guru memfasilitasi siswa untuk mengkonfirmasi hal-hal yang telah mereka
lakukan yaitu memasangkan pertanyaan dan jawaban dan melaksanakan
penilaian.
A.
Langkah-langkah Model Pembelajarn
Make-A Match
1. Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic yang cocok
untuk review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2. Siswa dibagi
menjadi 3 kelompok, kelompok 1 mendapat kartu soal dan kelompok 2 mendapat
kartu jawaban sedangkan kelompok 3 berfungsi sebagai penilai.
3.
Tiap peserta
didik mendapatkan satu kartu yang berisi pertanyaan atau jawaban.
4. Setiap
peserta didik mencari pasangan yang cocok dengan kartunya (Pasangan
pertanyaan-jawaban)
5.
Setiap
peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
oleh penilai.
6.
Setelah satu
babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya
7.
Setelah
semua siswa mendapatkan pasangannya kemudian siswa yang berperan sebagai
penilai berganti peran menjadi pemegang kartu pertanyaan dan sebagian memegang
kartu jawaban. Sedangkan siswa pada kelompok 1 dan 2 sebelumnya berganti peran
sebagai penilai.
8.
Kemudian
lakukan kegiatan seperti langkah pada nomor 4 dan 5.
9.
Kesimpulan
dan penutup
B. Kelebihan Model Pembelajaran Make-A Match
1. Siswa
terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu.
2.
Meningkatkan
kreativitas belajar siswa.
3.
Menghindari
kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
4. Pembelajaran
lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru.
C. Kekurangan Model Pembelajaran Make-A Match
1.
Sulit bagi
guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan materi
palajaran.
2.
Sulit
mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran
3. Siswa kurang
menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan karena siswa hanya merasa
sekedar bermain saja.
4.
Sulit untuk
membuat siswa berkonsentrasi.
Sumber :
Istarani.
2011.
58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.
0 komentar:
Posting Komentar