Model Pembelajaran Open-Ended dalam Pembelajaran
Matematika
Aprudin,
S.Pd.I~Pendekatan open-ended adalah "an
instructional strategy that creates interest and stimulates creative
mathematical activity in the classroom through students’ collaborative work.
Lessons using open-ended problem solving emphasize the process of problem
solving activities rather than focusing on the result" (Shimada
&Becker, 1997; dan Foong, 2000).
Pembelajaran dengan problem
(masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan
pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi
jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide,
kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing,
keterbukaan dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan
metode, cara atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban
siswa beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai
jawaban tersebut. Dengan demikian, model pembelajaran ini lebih mementingkan
proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan,
keterbukaan, dan ragam berpikir. (Ngalimun, 2012)
Tujuan pembelajaran melalui pendekatan open-ended menurut Nohda (Erman Suherman dkk, 2003:124) yaitu untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik agar aktivitas kelas yang penuh ide-ide matematika memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik.
Tujuan pembelajaran melalui pendekatan open-ended menurut Nohda (Erman Suherman dkk, 2003:124) yaitu untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik agar aktivitas kelas yang penuh ide-ide matematika memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik.
Pendekatan open-ended
menjanjikan suaru kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai
strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan mengelaborasi permasalahan.
Tujuannya agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara
maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa
dapat terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar. Pokok pikiran dari
pembelajaran dengan open-ended yaitu
pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa
sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai
strategi. Dengan kata lain pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended bersifat terbuka.
Dalam pembelajaran matematika, pendekatan open-ended
berarti memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar melalui
aktivitas-aktivitas real life dengan menyajikan fenomena alam seterbuka
mungkin pada siswa. Bentuk penyajian fenomena dengan terbuka ini dapat
dilakukan melalui pembelajaran yang berorientasi pada masalah atau soal atau
tugas terbuka. Secara konseptual masalah terbuka dalam pembelajaran Matematika
adalah masalah atau soal-soal Matematika yang dirumuskan sedimikian rupa,
sehingga memiliki beberapa atau bahkan banyak solusi yang benar, dan terdapat
banyak cara untuk mencapai solusi itu.
Dalam pendekatan open-ended
guru memberikan permasalahan kepada siswa yang solusinya atau jawabannya tidak
hanya ditentukan hanya dengan satu jalan atau cara. Guru harus memanfaatkan
keberagaman cara atau prosedur untuk menyelesaikan masalah itu untuk memberi
pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan,
keterampilan dan cara berpikir matematika yang telah diperoleh sebelumnya.
Keunggulan dari pendekatan ini antara lain:
a.
Siswa berpartisipasi
lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
b. Siswa
memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan matematik secara komprehensif.
c. Siswa dengan
kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka
sendiri.
d.
Siswa secara
instringsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
e. Siswa
memiliki pengalaman lebih banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan.
Disamping keunggulan yang dapat diperoleh dari
pendekatan open-ended, terdapat
beberapa kelemahan diantaranya:
a. Membuat dan
menyiapkan permasalahan matematik yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan
yang mudah.
b. Mengemukakan
masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangt sulit sehingga banyak siswa
yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
c.
Siswa dengan
kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
d.
Mungkin ada
sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan
karena kesulitan yang mereka hadapi.
Pembelajaran dengan pendekatan Open-ended
mengharapkan siswa tidak hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada
proses pencarian suatu jawaban. Erman Suherman, dkk (2003:124) mengemukakan bahwa
dalam kegiatan matematika dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi
ketiga aspek berikut:
a. Kegiatan
siswa harus terbuka artinya kegiatan pembelajaran harus mengakomodasi
kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak
mereka.
b. Kegiatan
matematika merupakan ragam berpikir artinya kegiatan yang di dalamnya terjadi
proses pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke
dalam dunia matematika atau sebaliknya.
c. Kegiatan
siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan. Guru diharapkan dapat
mengangkat pemahaman dalam berpikir matematika sesuai dengan kemampuan
masing-masing individu. Meskipun pada umumnya guru akan mempersiapkan dan
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengalaman dan pertimbangan
masing-masing. Guru bisa membelajarkan siswa melalui kegiatan-kegiatan
matematika tingkat tinggi yang sistematis atau melalui kegiatan-kegiatan
matematika yang mendasar untuk melayani siswa yang kemampuannya rendah.
Pendekatan uniteral semacam ini dapat dikatakan terbuka terhadap kebutuhan
siswa ataupun terbuka terhadap ide-ide matematika.
Sumber:
Erman Suherman, dkk.(2001). Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer.Bandung:JICA UPI.
0 komentar:
Posting Komentar