Lelaki Berjenggot Lebih Menarik
Daya tarik seseorang juga ditentukan oleh penampilan orang lain

Lelaki berjenggot
Lelaki
berjenggot dan berkumis – singkatnya yang punya banyak bulu di wajah –
ternyata dinilai lebih menarik ketimbang mereka yang berwajah mulus,
demikian hasil sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters, Selasa (15/4/2014).
Tetapi, isi penelitian itu lebih lanjut, menjelaskan bahwa daya tarik
dari lelaki berjenggot lebih disebabkan karena populasi lelaki berwajah
mulus lebih banyak dan lebih mudah dijumpai di mana-mana.
“Manusia cenderung melihat daya tarik seseorang bukan hanya berdasar
pada penampilannya saja, tetapi juga berdasarkan penampilan orang lain,”
jelas para peneliti.
Penelitian itu sendiri dilakukan secara online dan melibatkan
sekelompok perempuan hetereoseksual, biseksual, dan lelaki
heteroseksual. Mereka diminta melihat foto-foto lelaki ketika wajahnya masih mulus, lima hari tanpa bercukur, 10 hari setelahnya, dan empat pekan tanpa bercukur.
Setelah itu para sukarelawan dalam riset itu dibagi dalam tiga
kelompok. Kelompok pertama diminta hanya melihat foto lelaki dengan
wajah mulus. Kelompok kedua melihat foto dengan wajah yang penuh bulu
(empat pekan tidak bercukur). Kelompok ketiga melihat foto dari wajah
lelaki tersebut saat masih mulus hingga mulai berbulu lebat.
Tidak berhenti sampai di situ. Para sukarelawan lalu diminta melihat
sejumlah foto dari lelaki yang berbulu dan mulus. Mereka lalu diminta
untuk menilai, mana wajah yang paling menarik.
Hasilnya semua sukarealawan dari ketiga kelompok itu menilai bahwa
lelaki dengan wajah berbulu, baik lebat maupun tipis, lebih menarik dari
lelaki berwajah mulus. Bahkan menurut mereka, lelaki dengan jenggot
lebat adalah yang paling menarik.
Uniknya kelompok yang paling menyukai lelaki dengan wajah berbulu
lebat adalah mereka yang dalam eksperimen kedua hanya melihat foto wajah
mulus.
Para ilmuwan berkesimpulan bahwa wajah penuh bulu hanya populer
ketika gaya semacam itu unik atau jarang ditemui dalam masyarakat umum.
(LiveScience)
0 komentar:
Posting Komentar