Macam-macam puisi

Macam-macam puisi:

Macam-macam puisi

 1. Puisi Satire (Deskriptif)

ALAM
Alam,
Masih terngiang ingatanku bergetar
Kuhirup nafasku dalam-dalam,
Terbangun dan tersentak diriku di kesepian:
Melihat engkau perkosa manusia,
Batinku menangis kau tersiksa ulah manusia,
Namun kau berkata “lain ladang lainlah belalang”

Keindahan alam terkotori
Sejak kehadiran manusia di dunia
Sebuah cerita yang dramatic
Berceritakan tentang kebersihan
Namun hanya kata saja tiada perumpamaan
Hingga akhirnya terngiang di hati rakyat
Berlomba-lomba menjaga kelestarian alam
Dalam merebut piala kartaparu mendunia

2. Puisi Kamar

Kini kau ungkap sendiri
Cinta yang dulu kau simpan rapi
Kau ceritakan ia dengan gairah
Tapi kini, aku tak menginginkannya sudah
Mengapa tak kau ungkapkan cintamu sejak dulu
Apa gunanya obat mujarab ketika cinta sudah sekarat aku
Obat itu pastilah bermanfaat, saat aku masih sakit dulu.

3. Puisi Fisikal

Mereka bilang, pergilah kau kawan!
Mungkin kerinduan akan kembali dating
Yakinlah! Bila kau memiliki kerinduan
Perjumpaan itu pasti akan terulang

Sedangkan aku tak mau salah memilih jalan
Meneguk racun, dengan coba-coba buat alasan.

4. Puisi Subyektif

Kasih hari ini kau sangat berbeda
Biasanya kau selalu tampil mempesona
Kau sungguh berbeda dengan hari-hari kemarin
Kini kau seperti orang yang terbelenggu batin
Kebahagiaan pertemuan bukanlah khayalan belaka
Dan taman cinta bukanlah taman gersang tak berbunga
Merah rona pipinya kala persipu malu
Menarik tiada tara, buat aku semakin meriondu
Selain keindahan matanya, tak ada yang kupunya
Dan selain dia, tak ada yang kubangga di dunia.

5. Puisi Obyektif

Herankah kau kla kuusir dia
Takjubkah kau kala kuharap ia pulang segera
Bukankah lebih baik berpiosah untuk kembali jumpa
Ketimbang berpisah untuk selamanya
Lantaran adanya jarak yang membentang di sana
Tak benar kiranya bila mereka menyangka
Perpisahan sementara itu bencana adanay
Indahnya perjmpaan bisa jadi tak mereka rasakan
Biarkan ada p[erpisahan, supaya perjumpaan bisa kau rasakan
Nikmati kedudukan lantaran jarang yang memisahkan
Sebelum kau rasakan dukanya perpisahan karena kematian.
6. Puisi Konkret

Dari cinta kita berasal
Dan atas nama cinta dia menciptakan kita
Karena tujuan cinta kita mendatanginya
dan demi cinta pula kita menghadap-Nya

7. Puisi Diafan

Walau sebatas tegur sapa, aku rela
Usai itu kita berpisah.

8. Puisi Metafisikal

Ingatlah! Allahlah pemilik waktu yang menguasaimu
Sungguh, aku lebih berharga dari jiwa dan keluargaku
Namun begitu kuat hasratmu tuk tinggalkan
Ku tetap sabar menunggu meski kau pergi dariku
Kebersamaan buat aku katakana cinta
Dan didalamnya akan kau temukan
Sedangkan lama perpisahan akan buat kau segera lupa

9 Stansa

Kucintai engkau tanpa keraguan di dalamnya
Padahal kebanyakan cinta hanyalah fata morgana
Ingin kukatakan padamu dengan gambling dan tulus
Cintaku padamu terukur zahir dan halus
Jika di dalam jiwaku tertanam kebencian
Kau kucabik seluruh tabir penutupnya dank u buang
Sunggguh tak ada yang kuingini darimu selain cinta
Sungguh tak ada yang kuucapkan padamu kecuali cinta

10 Allegori

Jangan diam!
Yang terjadi biarkan terjadi!
Bangun dan bergeraklah!
Pergilah kau ke taman yang rupawan
Bertaburan bunga-bunga indah menawan
Nyanyian lagu yang indah dan syair yang rampak
Iringi suaramu yang rancak dengan harmoni musik yang rancak

Daripada mengurung di rumah mencipta khayal
Lebih baik kau petik saja gitar pengusir kesal
Keindahan bunga bakung itu seperti
Lereng bukit landai, indah terhampar asri.

11. Puisi Inspiratif
Setiap perpisahan yang terjadi
Sisakan harapan untuk bertemu lagi
Asalkan kau dijemput mati
Namun bila kau pergi dibawa mati
Putus asa tak lagi bisa dihindari
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Translate