Tips Cegah Kecanduan Online Game Pada Anak

Tips Cegah Kecanduan Online Game Pada Anak:
Miftahul Khoer


Ilustrasi/Personal.psu
KABAR24.COM, JAKARTA–Dampak game cukup bagus untuk perkembangan anak. Hal itu bisa, jika dapat mengasah perilaku motorik, kognitif, dan melatih kemampuan audio.
Namun para orangtua tetap harus waspada dan melakukan pencegahan kecanduan online game pada anak sejak ini. Bukan melarang total anak untuk bermain game, tetapi perlu pendampingan.
Mira D Amir, Psikolog dari Lembaga Psikologi terapan Universitas Indonesia (LPTUI) mengatakan kehadiran online game saat ini memang menjamur. Permainan yang bukan hanya hadir di kota-kota besar ini belakangan sudah masuk ke pelosok daerah.
Dia menuturkan kebanyakan game tersebut hadir di warnet-warnet dengan harga sewa per jamnya sekitar Rp3.000-Rp4.000. Permainan yang bersifat jaringan ini biasa dimainkan kalangan anak kecil hingga orang dewasa.
Namun, dia mengkhawatirkan banyaknya kalangan anak sekolah yang gemar dengan permainan tersebut justru menjadi candu. Tak sedikit anak kecanduan lupa diri.
Beberapa kasus yang terjadi, setelah kecanduan game ini, anak maunya terus berhadapan di depan layar monitor. Bahkan di beberapa daerah terdengar kasus pencurian yang dilakukan anak dengan motif ingin mendapatkan uang untuk memainkan permainan tersebut.
“Beberapa kalangan berpendapat itu memicu hormon di otak, sehingga perasaan yang ditimbulkan dari anak ingin bermain terus,” katanya.
Mira memaparkan untuk mencegah kecanduan anak dari online game, ada baiknya orangtua melakukan pencegahan sejak dini. Bukan melarang total anak untuk bermain game, tetapi perlu pendampingan dan bimbingan terhadap anak agar tidak terlalu kebablasan.
Selain itu, ungkap Mira, pembatasan waktu bermain juga perlu dilakukan. Dia mencontohkan dalam waktu akhir pekan anak, idealnya anak diperbolehkan bermain game sekitar 15 menit hingga 1 jam. Setelah itu, anak diajak bermain dengan jenis permainan lain yang bisa melatih otak atau fisik, macam berenang.
“Perhatikan juga grup anak bermain, dengan siapa mereka berkelompok?” ujarnya. 
Dia menyebutkan anak usia 6-12 tahun cenderung ingin melakukan hal yang dirasa mampu dilakukannya.
“Seperti kasus online game. Jika seorang anak sudah pandai bermain, teman lainnya ingin melakukan bahwa dia pun bisa,” ujarnya. (JIBI/aw)
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Translate