Metode Perolehan Konsep
Pada umumnya setiap peserta didik
menghadapi kesulitan untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan
peristiwa-peristiwa atau objek-objek yang diterimanya dan kegiatan-kegiatan
yang dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, apabila terdapat
dua struktur yang sama benar, maka peserta didik itu akan terpaksa memberi
respons yang berbeda terhadap setiap struktur yang diterimanya. Hal ini
merupakan beban berat bagi memori otaknya, karena untuk terlibat dalam situasi
demikian merupakan hal yang cukup kompleks.
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan.
Konsep-konsep merupakan ujung tombak atau tulang punggung dalam proses
berpikir. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih
tinggi memasukkan prinsip-prinsip dan generalisasi. Oleh karena itu, memecahkan
masalah seorang peserta didik harus mematuhi aturan-aturan ini didasarkan pada
konsep-konsep yang diperolehnya.
Walaupun para ahli
menyadari akan pentingnya konsep-konsep suatu definisi yang tepat belum dapat
diberikan definisi yang ada dalam kamus, seperti” sesuatu yang diterima dalam
pikiran” atau “sesuatu ide yang umum dan abstrak”, terlalu luas untuk
dogunakan.
Berkaitan
dengan uraian di atas terdapat berbagai macam konsep yang telah dikembangkan di
atas, sulit rasanya sampai pada suatu definisi konsep. Rosser (1984)
mengemukakan bahwa konsep merupakan suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek,
kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai
atribut-atribut yang sama. Secara singkat dapat dikatakan bahwa suatu konsep
merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili mental yang mewakili suatu kelas
stimulus-stimulus.
Ausubel (1968) mengemukakan bahwa
konsep-konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu formasi konsep (Concept formation) dan asimilasi konsep
(Consep assimilation). Formasi konsep terutama merupakan bentuk
perolehan konsep-konsep sebelum peserta didik masuk sekolah. Formasi konsep
dapat disamakan dengan belajar konsep-konsep konkret. Asimilasi konsep
merupakan cara-cara untuk memperoleh konsep selama sesudah belajar.
Dalam pengajaran banyak
sekali konsep-konsep yang harus dipahami oleh peserta didik, karena pemahaman
terhadap suatu konsep akan menentukan hasil-
hasil belajar pada tahap berikutnya. Metode pemerolehan konsep ini dapat
diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, karena setiap mata pelajaran memiliki
konsep-konsep dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Penggunaan metode
ini mmemiliki banyak arti, terutama pada mata pelajaran eksakta yang satu materi dengan materi lainnya saling berprasyarat.
Misalnya pada pengajaran matematika dan berhitung, peserta didik akan
mendapatkan kesulitan untuk mempelajari pembagian dan pengurangan. Sehubungan
dengan itu, sebelum mereka mempelajari konsep-konsep pembagian dan perkalian
perlu memahami dulu konsep-konsep penjumlahan dan pengurangan.
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas sangat efektif untuk
digunakan dalam berbagai kegiatan pengajaran. Di samping melatih kemampuan
intelektual para peserta didik, metode ini pun sangat berkaitan dengan aspek
afektif atau sikap peserta didik terhadap pengajaran yang diikutinya.
Metode pemberian tugas
sangat menuntut tanggung jawab berbagai pihak, baik tanggung jawab peserta
didik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, maupun tanggung jawab
guru dalam memberikan respon terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta
didik. Di samping itu metode pemberian tugas pun seringkali melibatkan orang
tua di rumah, karena tidak semua tugas dapat dikerjakan peserta didik dengan
baik. Hal tersebut dapat menentukan efektifits metode
pemberian tugas.
A.
Kelebihan Metode Pemberian Tugas dalam
Pengajaran Matematika dan Berhitung.
1. Pengajaran klasikal cenderung untuk menyesuaikan cara dan kecepatan
mengajar terhadap ciri-ciri umum di kelas itu. Hal tersebut menjadi sulit
diikuti oleh kelompok yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata, dan terlalu
mudah bagi kelompok yang berada di atas rata-rata. Dengan metode pemberian tugas setiap peserta didik
dapat kerja menurut tugas menurut tempo masing-masing.
2. Metode pemberian tugas dapat digunakan
untuk melatih aktivitas, kreativitas, tanggung jawab dan disiplin peserta didik
dalam
kegiatan belajar. Hal ini penting karena dalam
kegiatan pengajaran tidak selamanya peserta didik mendapat pengawasan dari
guru. Dengan pemberian tugas diharapkan peserta didik bekerja secara mandiri,
berdasarkan motivasi yang datang dari dalam dirinya, dan kreativitas yang
dimilikinya.
3. Peserta didik mendapat kesempatan untuk
melatih diri bekerja sendiri secara mandiri. Dalam hal ini ia belajar
menggunakan suatu alat atau sumber belajar dalam menyelesaikan tugasnya. Meskipun mungkin ia minta bantuan orang
lain dalam menyelesaikan tugasnya.
4. Metode pemberian tugas dapat merangsang
daya piker peserta didik, karena mereka dituntut untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang dihadapinya. Dengan demikian dapat melahirkan
pemikiran-pemikiran yang inovatif dari para peserta didik, karena mereka diberi
kebebasan dalam menyelesaikannya, tidak membebek atau mengikuti cara-cara yang
dilakukan guru dalam menyelesaikannya.
5. Pemberian tugas, di samping dapat
dilakukan secara individu bisa juga dilakukan secara kelompok, dalam hal ini
peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil.
B.
Kekurangan Metode Pemberian Tugas
Di samping kelebihan yang
dimilikinya, metode pemberian tugas juga memiliki beberapa kekurangan.
Kekurangan-kekurangan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Apabila tugas tersebut
diberikan secar kelompok sering kali yang mengerjakannya hanya peserta didik-peserta
didik tertentu saja, atau bahkan hanya dikerjakan oleh seorang peserta didik
saja, sedangkan peserta didik yang lainnya hanya numpang nama.
2.
Apabila tugas diberikan untuk
dikerjakan di luar kelas, sulit untuk mengontrol apakah peserta didik bekerja secara
mandiri atau malah menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya.
3.
Metode pemberian tugas dengan
sendirinya menuntut tanggung jawab guru yang sangat besar untuk memeriksa dan
memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik.
4.
Seringkali terjadi penyimpangan
dalam penggunaan metode pemberian tugas, dari pangajaran menjadi semacam
hukuman, atau kebiasaan rutin yang diberikan oleh guru terhadap peserta
didiknya.
5.
Apabila tugas tersebut terlalu
banyak dan sulit untuk dikerjakan, maka akan menyita waktu peserta didik untuk
kegiatan lainnya.
C.
Cara Mengajar Matematika dan Berhitung
dengan Metode Pemberian Tugas
Ditinjau
dari proses penyelesaian atau pengerjaannya, metode pemberian tugas dalam
pengajaran dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, tugas yang diberikan guru bisa
diselesaikan oleh peserta didik selama pengajaran berlangsung. Kedua, tugas yang diberikan guru bisa
diselesaikan oleh peserta didik di luar kelas, di luar jadwal belajar mengajar
yang telah dijadwalkan, tapi merupakan kelanjutan dari pengajaran di kelas.
Pada cara yang pertama,
metode pemberian tugas digunakan untuk mempelajari materi yang perlu dibahas
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana belajr mengajar
sesuai dengan garis-garis bear program pengajaran, misalnya membaca buku paket,
menyelesaikan soal-soal latihan, dan lain-lain. Sedangkan pada cara yang kedua,
metode pemberian tugas biasanya dipergunakan untuk memperdalam materi pelajaran
yang telah dipelajari dalam pengajaran di kelas, baik berupa pengayaan mauun
remedial, misalnya membuat rangkuman, mengadakan wawancara, pengamatan,
observasi, dan lain-lain. Di samping itu bisa juga untuk menyiapkan pengajaran
yang akan datang, misalnya membuat makalah untuk ditampilkan pada pertemuan
berikutnya.
Agar metode pemberian
tugas dapat berlangsung secara eektif, maka guru perlu memperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Tugas
harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama mengenai tujuan
pemberian tugas, dan cara mengerjakannya.
2.
Tugas
yang diberikan harus dapat dipahami oleh peserta didik, kapan mengerjakannya,
bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan,
secara individual atau kelompok, dan lain-lain.
3.
Apabila
tugas tersebut berupa tugas kelompok, maka perlu diupayakan agar seluruh
anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas
terebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.
4.
Perlu
diupayakan bahwa guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh
peserta didik. Bila tugas tersebut diselesaikan di kelas guru bisa berkeliling
mengontrol pekerjaan peserta didik, sambil memberikan motivasi dan bimbingan
terutama bagi peserta didik yang mendapat kesulitan dalam penyeleaiak tugas
tersebut. Bila tugas tersebut diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol
proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari para peserta didik. Oleh
karena itu dalam pemberian tugas yang harus diselesaikan di luar kelas
sebaiknya para peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan mengenai
tugas yang diselesaikannya.
5.
Berikanlah
penilaian secara profesional terhadap tugas-tugas yang dikerjakannya. Penilaian
yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitkberatkan pada produknya, tapi perlu
dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian
hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan. Hal ini di
samping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga
menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa oleh
guru.
Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan dalam kegiatan
pengajaran di sekolah-sekolah. Bahkan hampir setiap kegiatan pengajaran
menggunakan ceramah, paling tidak dalam membuka dan menutup pelajaran. Dengan
metode ini guru menyajikan bahan pengajaran melalui penuturan atau penjelasan
lisan secara langsung terhadap peserta didik yang bersifat pasif, hanya
mendengarkan dan menerima apa-apa yang diceramahkan guru, dan sekali-kali
mencatat hal-hal yang dianggap perlu. Penggunaan metode ceramah biasanya
divariasikan dengan metode-metode lain. Di samping itu guru sering menggunakan
berbagai media pembelajaran, seperti papan tulis, gambar-gambar, dan lain-lain.
Berikut
ini kelebihan dan kelemahan metode ceramah yang perlu diketahui para pendidik,
agar dapat menggunakan metode ceramah secara efektif.
A. Kelebihan Metode Ceramah
Berdasarkan pengamatan dan beberapa hasil
kajian terhadap penggunaan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran, dapat
dikemukakan beberapa kelebihannya, antara lain:
1. Dapat menyesuaikan waktu yang tersedia
dengan bahan yang akan disampaikan.
2. Melalui metode ceramah dapat dilakukan
penekanan. Pada materi-materi yang kurang penting dapat dilakukan penjelasan
singkat secara sepintas.
3.
Lebih mudah mengaitkan bahan
pelajaran yang telah lalu dengan yang sedang dan atau yang akan diajarkan.
4. Dalam hal tertentu metode ini cenderung
lebih praktis untuk dilaksanakan karena metode ini dapat berdiri sendiri secara
penuh.
5. Bila sudah menjadi suatu kebiasaan,
penggunaan metode ini cenderung lebih mudah dan murah dari metode lainnya, baik
dari segi perencanaan, pelaksanaan, maupun hasil yang diharapkan.
B.
Kelemahan Metode Ceramah
Di samping memiliki
beberapa kelebihan, metode ceramah memiliki berbagai kelemahan atau kekurangan.
Kelemahan taua kekurangan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Sering menimbulkan verbalisme,
terutama jika materi yang disampaikan relative baru dan sulit dipahami.
2.
Lebih mengutamakan proses pengajaran daripada proses belajar peserta
didik. Sehingga kegiatan pengajaran dianggap selesai apabila guru telah selesai
menyampaikan bahan.
3.
Sulit untuk mengontrol proses belajar peserta didik, apakah mereka
benar-benar mendengarkan apa yang diceramahkan guru.
4. Hanya
tepat untuk menyampaikan materi pengetahuan tingkat rendah, seperti melatih
ingatan dan pemahaman.
5. Apa
yang diceramahkan guru sering mudah lupa dari ingatan peserta didik (kurang
lama tersimpan dalam ingatan). Adakalanya seperti air
di daun talas kalau materinya kurang menarik.
6. Apa yang diterima peserta didik sering berbeda,
bergantung dari kondisi fisiologis dan psikologisnya selama kegiatan
pengajaran. Misalnya kemampuan pendengaran, kecepatan menangkap makna, dan
pengalaman-pengalaman yang diperoleh sebelumnya.
D.
Cara Mengajar dengan Metode Ceramah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan metode ceramah untuk mengefektifkan pengajaran, baik yang
berkaitan dengan persiapan, pelaksanaan, maupun penutupan.
Menyiapkan
Ceramah
Hal-hal yang perlu
dipersiapkan guru dalam menggunakan metode ceramah adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan
instruksional khusus dan mengembangkan garis besar materi belajar mengajar,
serta mengkajinya apakah hal tersebut tepat diceramahkannya.
2. Apakah metode ceramah akan divariasikan dengan
metode lainnya.
3. Kalau
akan menggunakan alat peraga atau media media pembelajaran perlu dipersiapkan
dan dipikirkan secara matang, alat atau peraga yang akan digunakan. Demikian halnya kalau akan menggunakan alat pengeras suara.
4. Perlu dibuat garis besar
bahan yang akan diceramahkan, baik berupa transparansi, hand out, ataupun catatan kecil yang akan dijadikan pegangan guru
pada waktu ceramah. Hal tersebut penting untuk menghindarkan pembicaraan guru
yang kurang terarah, atau berbicara hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan.
Melaksanakan Ceramah
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru
pada waktu melaksanakan pengajaran dengan menggunakan metode ceramah adalah
sebagai berikut:
- Pengajaran dengan metode ceramah menuntut penampilan guru secara penuh, dan guru akan menjadi satu-satunya pusat perhatian.
- Untuk mengarahkan perhatian peserta didik, ceramah sebaiknya dimulai dengan menyampaikan tujuan pengajaran yang akan dicapai setelah kegiatan pengajaran. Hal ini bisa dilakukan secara lisan atau tertulis melalui transparansi atau hand out.
- Menyampaikan garis besar materi pengajaran, baik lisan maupun tulisan, agar peserta didik memperoleh gambaran yang jelas tentang pengajaran yang akan ditempuhnya.
- Menghubungkan materi pelajaran yang akan disampaikan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh peserta didik.
- Ceramah sebaiknya dimulai dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal khusus, dari yang sederhana menuju ke hal-hal yang kompleks.
- Perlu diselingi dengan contoh-contoh yang erat kaitannya dengan kehidupan peserta didik, sekali-kali lakukanlah humor yang menunjang pengajaran.
- Arahkan perhatian pada seluruh peserta didik, dan jangan melakukan gerakan-gerakan yang bisa mengganggu kelancaran pengajaran.
- Gunakan alat peraga/media pembelajaran yang sesuai dengan bahan yang diceramahkan. Kontrollah agar pembicaraan tidak monoton, lakukanlah penekanan-penekanan pada materi-materi tertentu.
Menutup Ceramah
Tutuplah ceramah dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum
jelas, penarikan kesimpulan dan penilaian, baik secara lisan maupun tertulis.
Apabila dipandang perlu, terutama untuk mendalami materi pelajaran yang telah
diceramahkan, maka bisa diberikan tugas/pekerjaan rumah, baik secara individu
maupun kelompok-kelompok kecil.
Penulis: Ties Sutisna
Penulis: Ties Sutisna
0 komentar:
Posting Komentar