“ INGIN MENJADIKAN
MATEMATIKA KONKRET DAN REALISTIK “
Oleh: Sutisna
Pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang
paling menakutkan bagi siswa khususnya siswa Sekolah Dasar.
Pelajaran Matematika sesuatu yang paling menjemukan bagi siswa. Seolah-olah
Pelajaran Matematika menjadi Predator
yang menyeramkan. Itulah kesan hasil analisis dari proses pembelajaran
Matematika akhir-akhir ini. Ketika saya menyampaikan materi pelajaran
Matematika dengan Standar Kompetensi “ Melakukan operasi hitung bilangan bulat
dalam pemecahan masalah” dengan Kompetensi Dasar “ Menggunakan sifat-sifat
operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB, dan KPK.
Sebagaimana biasa pembelajaran diawali dengan
membaca doa bersama kemudian dilanjutkan dengan pengabsenan. Untuk menjajagi kesiapan
siswa saya memberikan sebuah pertanyaan sebagai apersepsi . “ Siapa di antara
kalian yang tahu tentang macam-macam bilangan? “ .Kemudian saya memberikan
penguatan dan motivasi terhadap jawaban yang dilontarkan siswa. Ada yang
menjawab bilangan cacah, bilangan prima, dan ada yang menjawab angka 1, 2, 3….,
dan ada juga yang menjawab tepat yaitu bilangan
bulat.
Pada tahap
kegiatan inti saya menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan jawaban siswa yang menjawab benar tadi. Pada proses
pembelajaran diadakan juga Tanya jawab sebagai evaluasi proses untuk menjajagi
retensi pemahaman belajar siswa. Sebagai salah satu contoh soal latihan dalam
penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif, misalnya : 5 + (-2) = ….
Menghadapi soal yang sederhana ini siswa tidak cepat langsung
mengerjakannya. Lain lagi dengan contoh soal, misalnya : 5 + 2 = ….Anak-anak
dengan entengnya mengisi jawaban. Berdasarkan contoh soal no. 1 di atas penulis
sebagai peneliti mencoba dengan contoh yang real/konkret (nyata) misalnya dengan
media lingkaran bertanda positif dan negatif. Model ini terbentuk dari 2 buah
setengah lingkaran yang disatukan, dimana setengah lingkaran itu satu bertanda
positif dan satu lagi bertanda negatif. Misalnya untuk bilangan positif diberi
warna biru, sedangkan untuk bilangan negatif diberi warna merah.
Media Lingkaran Bertanda
Positif dan Negatif
Sehingga untuk
jawaban soal tadi 5 + (-2) = ……
Dengan cara menyetelkan media dari 5 buah setengah lingkaran berwarna biru dan 2 buah setengah lingkaran berwarna
merah secara berpasangan. Bagaimana
hasilnya? Ternyata 3 buah setengah lingkaran biru tidak mempunyai pasangan.
Nah, itu berarti isi jawabannya yaitu 3 buah setengah lingkaran berwarna biru
artinya 3 positif.
Di samping media realistik
tadi, untuk pengerjaan bilangan-bilangan yang besar saya menerapkan konsep
bahwa kalau penjumlahan itu terdiri dari dua faktor yang sejenis misalnya
positif dengan positif atau negatif dengan negatif, maka caranya jumlahkan langsung. Sedangkan untuk
penjumlahan yang terdiri dari dua faktor yang berbeda misalnya positif ditambah
negatif atau sebaliknya, maka caranya lihat angkanya besar mana. Kalau angkanya
besar positif maka isinya positif dan cari selisih
perbedaannya. Sedangkan kalau angkanya besar negatif, maka isinya negatif
dan cari selisih perbedaannya.
Setelah konsep itu diterapkan pada siswa, pengerjaan soal latihan siswa
mengalami kemudahan.
Pada akhir pembelajaran saya bersama siswa
menyimpulkan materi pembelajaran sesuai dengan konsep yang telah diterapkan
tadi. Selain itu, secara pribadi saya menyimpulkan bahwa dengan menerapkan
media realistik pada pembelajaran matematika akan diperoleh peningkatan
pemahaman siswa. Media realistik menjadikan pelajaran Matematika tidak abstrak lagi, melainkan matematika
menjadi matematisasi yang konkret (nyata/real). Mudah-mudahan ini akan menjadi
peningkatan bagi pembelajaran Matematika pada masa yang akan datang. Diharapkan
pembelajaran Matematika menjadi lebih bermakna. Amin!
Bagaimana dengan kasus
pembelajaran di sekolah Anda?
0 komentar:
Posting Komentar