KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menambah pengetahuan (wawasan
keilmuan) dalam bidang huruf kapital dan tanda baca, dapat meningkatkan
kemampuan dalam penulisan huruf kapital dan tanda baca . Serta dapat mengkomunikasikanya secara efektif dan
efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.
Karya ilmiah ini berisi tentang konsep penulisan huruf kapital,
penulisan tanda baca dan karangan narasi, yang kami harapkan dapat memberikan
informasi kepada para pembaca tentang penulisan huruf kapital dan tanda baca
dengan ejaan yang benar.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
berperan serta dalam penyusunan karya ilmiah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita, Amin.
Hormat kami,
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………………. ii
BAB
I PENDAHULUAN ………………………………………………………1
A. Latar
Belakang Masalah
B. Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Anggapan Dasar
F. Definisi Operasional
G. Hipotesis
BAB
II LANDASAN TEORETIS ……………………………………………...3
A. Penulisan Huruf Kapital
B. Penulisan
Tanda Baca
A.
Karangan Narasi
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................19
A. Metode
Penelitian
B. Teknik Penelitian
C. Populasi
D. Sampel
BAB
IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA ……………………………….20
A.
Data Penelitian
B.
Pengolahan Data Penelitian
BAB V SIMPULAN
DAN SARAN …………………………………………..23 A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………….24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
.................................................................................25
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini penulisan huruf kapital dan tanda baca pada karangan
narasi siswa di kelas V SD Negeri 2 Cihaur sangat memprihatinkan, padahal
penulisan huruf kapital dan tanda baca telah diajarkan di kelas V SD.
Menurut Tarigan
(1986) “Penulisan huruf kapital dan tanda
baca yang minim diakibatkan karena guru jarang melatih siswa dalam menulis
huruf kapital dan tanda baca pada karangan , termasuk karangan narasi.”
Kemampuan siswa kelas V SD
dalam menulis huruf kapital dan tanda baca
Semestinya sudah
dilakukan secara maksimal. Oleh karena itu, penulis tertarik dengan meneliti “
Kemampuan siswa kelas V SD Negeri 2 Cihaur dalam menulis huruf kapital dan
tanda baca pada karangan narasi.”
B. Permasalahan
Dari latar
belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana kemampuan siswa kelas V SD Negeri 2 Cihaur dalam menulis
huruf kapital pada karangan narasi?
2.
Bagaimana kemampuan siswa kelas V SD Negeri 2 Cihaur dalam menulis
tanda baca pada karangan
narasi?
C. Tujuan
Penelitian
1. Untuk mengetahui kemampuan
siswa kelas V SD Negeri 2 Cihaur
dalam menulis huruf kapital pada karangan narasi.
2.
Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas V SD Negeri 2 Cihaur
dalam menulis tanda baca pada karangan narasi.
D. Manfaat
Penelitian
|
- Bagi Guru
- Menambah wawasan keilmuan dalam bidang huruf kapital dan tanda baca.
2. Bagi
Siswa
- Dapat meningkatkan kemampuan dalam penulisan huruf kapital dan tanda baca.
3. Bagi
Pembaca
- Sebagai bahan perbandingan untuk meneliti penelitian sejenis.
E. Anggapan
Dasar
- Penulisan huruf kapital dan tanda baca sudah diajarkan di kelas V SD dan
terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
- Guru telah menerapkan penulisan huruf kapital dan tanda baca.
F. Definisi
Operasional
- Kemampuan dalam penelitian ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh
seseorang untuk
melakukan pekerjaannya.
- Siswa kelas V SD Negeri 2 Cihaur adalah peserta didik yang terdaftar di
kelas V SD
dan masih aktif.
- Menulis huruf kapital dan tanda baca adalah cara menulis huruf kapital
dan tanda baca
yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan.
- Karangan narasi adalah karangan yang bersifat menceritakan peristiwa
atau kejadian.
G. Hipotesis
1.
Kemampuan siswa kelas V SD
Negeri 2 Cihaur dalam menulis huruf
kapital pada karangan narasi, rendah.
2.
Kemampuan siswa kelas V SD
Negeri 2 Cihaur dalam menulis tanda baca
pada karangan narasi, rendah.
|
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Penulisan
Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan dalam bahasa tulis dengan menggunakan ejaan yang
benar, antara lain :
- Dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh :
- Hari ini hujan lebat.
- Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh :
- Ibu bertanya, “Di mana kamu sekarang?”
- Aku pulang besok sore, “ kata Siska.
- Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan, kitab suci, dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh :
- Yang Maha Pengasih
- Allah SWT
- Quran
- Islam
- hambaMu
- Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh :
- Sultan Fatah
- Maha Putra
- Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi atau nama tempat.
|
- Direktur Jendral Pendidikan Dasar
- Bupati Demak
- Dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh :
- Siti Asmonah
- Abdul Muis
- Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh :
- bahasa Indonesia
- bangsa Inggris
- suku Jawa
Kecuali nama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa tersebut merupakan
bentuk dasar
kata turunan.
Contoh :
- mengindonesiakan kata asing
- keinggris-inggrisan
- Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan
peristiwa
sejarah.
Contoh :
- bulan Agustus
- tahun Hijriyah
- hari Minggu
- hari Lebaran
- Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh :
- Dataran Tinggi Dieng
- Semarang
- Gunung Merapi
- Sungai Mahakam
-
4
- Tanjung Losari
Kecuali nama
geografi tersebut tidak digunakan sebagai
nama diri.
Contoh :
- menyebrangi laut
- berenang di sungai
- Dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakek, paman, adik yang dipakai dalam
penyapaan acuan.
Contoh :
- “Kapan Paman berangkat?” Tanya Dani.
- “Ini baju siapa, Bu?” Tanya Mini.
- Dipakai sebagai huruf pertama setiap ataau semua unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan serta dokumen resmi.
Contoh :
- Undang-undang Dasar Republik Indonesia
- Perserikatan Bangsa-Bangsa
- Dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh :
- Silakan Anda masuk lebih dahulu
- Mungkin Anda kecewa terhadap sikapku.
- Dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali pada kata
di, ke, dari, yang, dengan, yang
tidak terletak
di posisi awal.
Contoh :
- Saya senang membaca novel Cerita dari Desa
- Majalah Bahasa dan Sastra banyak digemari masyarakat.
- Dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
|
- Dr. Doktor
- M.A. Masterr of Arts
- S.H. Sarjana Hukum
- Sdr. Saudara
B. Tanda
Baca
Tanda baca
yang dipakai dalam bahasa tulis di antaranya sebagai berikut :
1.
Tanda Baca Titik (.)
Tanda baca titik
(.) dipakai untuk hal-hal berikut :
a. Dipakai pada akhir kalimat pertanyaan
atau seruan.
Contoh :
- Aku akan pergi ke Semarang hari ini.
b. Dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menun-
jukkan waktu.
Contoh :
- Pukul 10.35.15 (pukul sepuluh lewat 35 menit 15 detik)
c.
Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menun-
jukkan jangka waktu.
Contoh :
- 09.20.10 jam (9 jam, 20 menit, 10 detik)
d. Dipakai di belakang
angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
Contoh : I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. …
e. Dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya.
Contoh :
- Korban tsunami bulan lalu mencapai 2.500 orang.
|
yang tidak mennunjukkan jumlah.
Contoh :
- Nomor undian saya 45651
g. Tidak dipakai
pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau
kepala ilustrasi, tabel
dan sebagainya.
Contoh :
- Hutan dan manfaatnya.
h.
Tidak dipakai di belakang tanggal pembuatan surat, alamat pengirim
surat, nama dan
alamat penerima surat.
Contoh :
- 17 April 2007
Jalan Diponegoro 21
Jakarta
- Yth. Andi Harun
Jalan Pahlawan 40
Palembang
Sumatra Selatan
2.
Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai untuk hal-hal berikut :
a.
Dipakai di antara unsur-unsur
dalam suatu perincian atau pembilang-
an.
Contoh :
- empat, lima, enam dan tujuh.
b.
Dipakai untuk memisahkan
kalimat setara yang
satu dari kalimat
Setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
Contoh :
- Dia tidak begitu cantik, tetapi menarik.
c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului
induk kalimat.
Contoh :
-
7
d. Dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung antar kalimat
yang terdapat pada
awal kalimat.
Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi, pula,
meskipun
begitu, akan tetapi.
Contoh :
- Besok pagi sekolah libur. Jadi, kita dapat pergi memancing.
e.
Dipakai untuk memisahkan kata
seperti o, ya, wah, aduh kasihan dari
kata yang lain.
Contoh :
- O, itu ibuku.
- Wah, sepedamu bagus sekali.
f.
Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam
kalimat.
Contoh :
- “Saya tidak tahu, “kata Yani, “kaena waktu itu saya tidak datang.”
g.
Dipakai di antara nama dan
alamat.
Contoh :
- Ibu Resti, Jalan Hayam Wuruk 15 Semarang.
h.
Dipakai di antara bagian-bagian
kalimat.
Contoh :
- Surat itu ditujukan kepada SD Nusantara, Jalan Merak Raya 17, Bandung, Jawa Barat.
i.
Dipkai di antara tempat dan
tanggal.
Contoh :
- Medan, 15 April 2010.
j.
Dipakai di antara nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh :
- Desa Legok, Wonosalam, Demak, Jawa Tengah.
k.
|
nya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga atau
marga.
Contoh :
- M. Ridwan, S. Pd.
- H. Ahmad, SH.
l.
Dipakai di antara rupiah dan
sen atau di muka angka persepuluhan
yang dinyatakan dengan angka.
Contoh :
- Rp 500,00
- 45,5 Km
m.
Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak
membatasi.
Contoh :
- Guru kami, Pak Din, sangat sabar.
n.
Dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh :
- Atas bantuan Bapak, Zainal mengucapkan terima kasih.
3. Tanda Titi Dua (:)
Tanda titik dua digunakan
untuk hal-hal berikut :
a. Digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap jika
diikuti rangkaian
atau pemeraian.
Contoh :
·
Selvi membeli alat-alat tulis
: Bolpoin, buku, penggaris dan
penghapus.
b. Tidak
dipakai jika rangkaian atau pemeraian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh :
·
Siska membeli bolpoin, buku dan
penggaris.
c.
|
Contoh :
·
Hari : Sabtu
Tanggal : 5 Agustus 2010
Pukul : 12.00 WIB.
Tempat :
Aula Sekolah
d.
Dipakai dalam teks drama
sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Contoh :
·
Upin : “Kapan kita
berangkat?”
·
Ipin : “Bagaimana
kalau besok pagi?”
·
Upin : “Pukul
berapa?”
·
Ipin : “07.00.
Oke?”
4. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung digunakan untuk
hal-hal berikut :
a.
Untuk menyambung suku kata
dasar yang terpisah oleh pergantian
Baris.
Contoh :
·
Setiap hari kamu harus rajin
belajar memperoleh nilai bagus.
b. Dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh :
·
bapak-bapak, mobil-mobilan
- Dipakai untuk menyambung bagian-bagian tanggal.
Contoh :
·
10-7-2010 (tanggal 10, bulan 7, tahun 2010)
- Dipakai untuk merangkai se-dengan kata berikutnya yang dimulai
engan huruf kapital.
Contoh :
·
se-Jawa
·
|
·
se-Jakarta
- Dipakai untuk merangkai ke-dengan angka.
Contoh :
·
ke 5
·
ke-8
- Dipakai untuk merangkai angka dengan –an.
Contoh :
·
50-an
·
70-an
- Dipakai untuk merangkai singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata.
Contoh :
·
di-PHK
·
sinar-X
5.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
saran atau perintah yang menggambarkan kesungguhan , ketidak-
percayaan, ataupun emosi yang kuat.
Contoh : * Ambilkan buku itu!
·
Ambilkan buku itu!
·
Alangkah indah pemandangan itu!
·
Masak, sih! Apa ia begitu
jahat?
·
Hidup Indonesia!
6.
Tanda Petik (“….”)
Tanda petik dipakai untuk hal-hal berikut :
a.
Dipakai untuk mengapit petikan
langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah atau bahan tulisan lain.
Contoh :
·
|
b. Digunakan untuk mengapit judul syaiir,
karangan atau bab buku
buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh :
·
Kemarin aku menulis karangan
berjudul”Sekolah
c. Dipakai untuk mengapit
istilah ilmiah atau kata yang mempunyai
arti khusus.
Contoh :
·
Akibat”Wedus gembel” banyak
tanaman dari lereng gunung mati
terkibur.
7.
Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring digunakan untuk :
a.
Di dalam nomor dan pada alamat
penandaan masa stu tahun atau
yang terbagi dalam dua tahun takwin.
Contoh :
·
No.7/PK/2010
b. Sebagai pengganti kata
atau tiap.
Contoh :
·
dikirim lewat darat/laut
(dikirim lewat dari darat/laut (dikirim lewat dari darat atau lewat udara.
8.
Tanda Tanya (?)
Tanda Tanya digunakan untuk :
a.
Pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
·
Kapan Anda berangkat?
b. Di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang
disangsikan
kebenarannya.
Contoh :
·
Ia dilahirkan pada tahun 1685
(?)
9. Tanda Kurung ((…))
|
a.
Mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.
Contoh :
·
Bagian perencanaan sudah
selesai menyusun DIK (daftar isian kegiatan) kantor itu.
b. Mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Contoh :
·
Sejak Trenggono yang berjudul
“ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali)
10.
Tanda Kurung Siku [….]
Tanda kurung siku digunakan untuk :
a.
Mengapit huruf, kata atau
kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau
bagian kalimat yang ditulis orang lain.
Contoh :
·
Sang Sapurba men[ d ]engar bunyi gemerisik.
b. Mengapit keterangan
dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh :
·
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya
dibicarakan dalam
BAB II [ lihat lampiran 35-38 ]
11.
Tanda Penyingkat atau Apostrof
( ‘ )
Tanda peningkat atau Apostrof digunakan untuk :
a. Menunjukkan pengulangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Contoh :
·
Ali ‘kan
kusurati ( ‘kan
= akan )
C. NARASI
|
|
1. Tujuan menulis narasi secara fundamental
ada 2, yaitu :
a. Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas
pengetahu-
an pembaca (informasional/ekspositori).
b. Hendak memberikam pengalaman estetis kepada pembaca (
artistik/narasi
sugestif)
* Yang termasuk narasi informasional yaitu : karangan faktual ( biografi,
autobiografi, sejarah, atau
proses dan cara melakukan sesuatu hal.
* Yang termasuk narasi artistik/sugestif, yaitu : karangan
imajinatif (cerpen
novel, roman dan drama)
2. Prinsip-prinsip
Narasi
Prinsip-prinsip
dasar narasi antara lain :
a.
Alur ( Plot )
Contoh populer untuk menerangkan
arti alur adalah begini :
Raja mati. Itu disebut jalan cerita.
Tetapi raja mati karena sakit
hati adalah alur.
Alur bersembunyi di balik jalan
cerita.
Unsur-unsur alur :
1. Pengenalan
2. Timbulnya konflik
3. Konflik memuncak
4. Klimaks
5. Pemecah masalah
b. Penokohan ( Tokoh )
Yaitu orang atau sesuatu,
binatang/para pelaku yang berperan dalam sebu-
ah cerita.
|
Latar adalah penjelasan
tentang waktu, tempat atau suasana sebuah cerita.
d. Sudut Pandang ( Point of View
)
Sudut pandang dalam narasi
menjawab pertanyaan siapakah yang mence-
ritakan tokoh ini.
3. Langkah-langkah
Menulis Karangan Narasi.
Langkah-langkah mengembangkan
karangan narasi adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tema dan amanat
b. Menentukan sasaran pembaca.
c. Merancang pikiran-pikiran utama
d. Menyusun peristiwa secara logis dan wajar.
4. Contoh Narasi :
Sebuah Penantian
Ia melintas kamar untuk menutup
jendala ketika saya masih di tempat tidur. Ia kelihatan menggigil, mukanya
pucat dan dia berjalan pelan-pelan seakan-
akan sakit kalau
bergerak.
“Mengapa, Schatz?”
“Pusing.”
“Sebaiknya kamu tidur saja.”
“Tidak, saya tidak apa-apa.”
“Tidurlah, saya berganti pakaian dulu,
nanti saya periksa kamu.”
Tapi ketika saya selesai berganti
pakaian dan datang menemuinya, ternyata ia telah duduk di dekat perapian. Anak
yang baru berumur 9 tahun itu kelihatannya sangat sakit. Saya raba dahinya —demam—pikirku.
“Tidurlah, kamu
demam.”
“Saya tidak
apa-apa,” katanya.
Dokter yang kupanggil datang, dan
dia langsung memeriksa suhu badan anak itu.
“Berapa Dok?” tanyaku.
|
Dokter itu meninggalkan tiga macam
obat. Satu untuk menurunkan demam, satu lagi untuk membunuh virus influenza,
dan yang ketiga untuk menetralkan asam, dokter itu menerangkan.
“Tidak usah cemas selama panasnya di
bawa seratus empat. Ini hanya flu
ringan saja dan
tidak berbahaya jika radang paru-paru dapat dihindarkan.”
Saya kembali ke kamar anak saya dan
menulis suh badan anak itu serta membuat catatan tentang waktu untuk meminum kapsul-kapsul
itu.
“Kamu ingin dibacakan sesuatu?”
“Kalau Papa mau.”
Muka anak itu pucat sekali dan di
sekeliling matanya ada daerah kehitam-hitaman. Ia berbaring kaku di ranjang dan
matanya menerawang.
Saya membaca keras-keras kisah
tentang bajak laut, dari buku karangan Howard Pyle, tapi saya tahu ia tidak
mengikutinya.
“Bagaimana rasanya, Sachatz?”
“Sama saja, rasanya.”
Saya duduk di ujung ranjang dan
membaca untuk diriku sendiri sambil menanti tibanya waktu untuk memberikan
kapsul yang lainnya. Satu kapsul sudah diminumnya ketika dokter memberikannya
tadi. Mestinya ia sudah tidur, tetapi ternyata ia masih melihat ujung temat
tidur dengan pandangan yang kosong dan aneh.
“Mengapa ku
tidak tidur?” Nanti Papa bangunkan kalau harus minum obat.”
“Sebaiknya saya bangun saja.” Ia
berhenti sejenak lalu menambahkan, “Papa tidak usah menunggui saya kalau itu
mengganggu Papa.”
“Sama sekali tidak mengganggu Papa.”
Mungkin ia agak gelisah pikirku.
Saya beri dia kapsul jam 11.00 lalu saya pergi sebentar.
|
Kami melihat sekelompok burung puyuh
dan saya menembak dua ekor, selagi mereka menghilang di balik tebing. Licinnya
es membuatku sukar untuk menembak karena kaki menjadi tidak tetap. Saya toh
cukup gembira bahwa masih banyak yang masih hidup untuk ditembak lain kali.
Di rumah saya mendengar kabar bahwa
anak saya menolak orang masuk ke kamarnya.
“Kalian tidak boleh masuk, kalian
tidak boleh ketularan.”
Ketika saya masuk ia masih tetap
memandang ke ujung ranjang, sama seperti ketika saya meninggalkannya tadi. Saya
mengambil suhu badannya.
“Berapa?”
‘Seratus dua
empat persepuluh.”
“Ooo, seratus
dua.”
“Suhu badanmu
tak perlu dicemaskan.”
‘Saya tidak
cemas hanya saya tidak bisa berpikir.”
“Jangan pikirkan
apa-apa, tenang-tenang saja.”
“Saya berusaha
tenang.”
Ia melihat lurus ke depan. Tenang
sekali berusaha menyimpan sesuatu persoalan.
“Minumlah obat ini.”
“Apakah ini menolong?”
“Tentu saja”
“Saya membaca lagi keras-keras teapi
karena ia tidak mengikutinya, saya berhenti.
“Jam berapa kira-kira saya mati?”
“Apa?”
“Berapa lama lagi saya hidup?”
“Kau tak akan mati. Ada apa sih?”
“Ya, saya akan mati, saya dengar
dokter berkata seratus dua.
|
Ia rupanya sedang menunggu
kematiannya sepanjang hari, sejak jam sembilan pagi.
“Sachatz, Sachatz, kau benar-benar
keterlaluan. Ini kan
seperti mil dan kilometer. Termometer yang itu normalnya 37°, yang ini 98°. Tepat
berapa kilometer kita tempuh bila kita berjalan tujuh puluh mil dengan mobil,
tepat seperti itu.
“Oh,…”
Ia mengawasi tepi ranjang
sambil berpikir, pelan-pelan ia menjadi
tenang.
Besoknya ia
menjadi sangat tenang, dan berteriak-teriak lagi karena yang hal-hal kecil
seperti biasanya.
(Ernest Hemingway, A Day’s Wait, terjemahan Irsan Gautama)
|
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif,
kuantitatif yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk mengolah angka-
angka dan data statistik.
B. Teknik
Penilaian
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1.
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui karakter dan kemampuan siswa
di kelas V SD Negeri 2 Cihaur.
2.
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk membandingkan teori atau rujukan dalam
Penelitian ini.
3.
Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa kelas V SD dalam
menulis huruf kapital dan tanda baca pada karangan narasi.
C. Populasi
Populasi dalam penelitian ini mengukur kemampuan peserta didik kelas V SD Negeri 2 Cihaur Kecamatan
Ciawigebang.
D. Sampel
Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas
V SD Negeri 2 Cihaur Kecamatan
Ciawigebang atau sama dengan populasinya.
|
BAB IV
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
A. Data
Penelitian
Data penelitian meliputi jumlah siswa
laki-laki dan perempuan kelas V SD Negeri 2 Cihaur.
DATA JUMLAH SISWA KELAS V SD NEGERI 2 CIHAUR
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No.
|
Nama Siswa
|
Jenis Kelamin
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||
1.
|
ROJIKIN
|
Ö
|
|
2.
|
UDIN
|
Ö
|
|
3.
|
ASEP SARIPUDIN
|
Ö
|
|
4.
|
ASIH
|
Ö
|
|
5.
|
CICIH CAHYATI
|
Ö
|
|
6.
|
DARSINI
|
Ö
|
|
7.
|
DINA SRI
WAHYUNA
|
Ö
|
|
8.
|
DINI SRI
WAHYUNI
|
Ö
|
|
9.
|
HADI SUHADI
|
Ö
|
|
10.
|
KAMSINAH
|
Ö
|
|
11.
|
MIFTAHULZANAH
|
Ö
|
|
12.
|
WIJAYANTI
|
Ö
|
|
13.
|
SANIP
|
Ö
|
|
Jumlah
|
5
|
8
|
|
B. Kriteria
Penilaian
TABEL KRITERIA PENILAIAN KEMAMPUAN SISWA
KELAS V SD NEGERI 2 CIHAUR
DALAM MENULIS HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA
Interval
|
Prosentase
|
Kriteria
|
1-5
|
90-100
|
Tinggi
|
6-10
|
80-89
|
Baik
|
11-15
|
70-79
|
Sedang
|
16-20
|
60-69
|
Cukup
|
21-25
|
50-59
|
Rendah
|
Data :
TABEL KEMAMPUAN SISWA KELAS V SD NEGERI 2 CIHAUR
DALAM MENULIS HURUF KAPITAL DAN TADA BACA
No.
|
Nama Siswa
|
Huruf Kapital
|
Tanda Baca
|
Prosentase
|
||
1
|
ROJIKIN
|
5
|
10
|
70
|
||
2
|
UDIN
|
8
|
16
|
59
|
||
3
|
ASEP SARIPUDIN
|
9
|
12
|
50
|
||
4
|
ASIH
|
17
|
6
|
52
|
||
5
|
CICIH CAHYATI
|
11
|
4
|
70
|
||
6
|
DARSINI
|
5
|
6
|
79
|
||
7
|
DINA SRIWAHYUNA
|
5
|
4
|
89
|
||
8
|
DINI SRI WAHYUNI
|
8
|
4
|
78
|
||
9
|
HADI SUHADI
|
19
|
4
|
58
|
||
10
|
KAMSINAH
|
|
9
|
50
|
||
11
|
MIFTAHULZANAH
|
|
4
|
50
|
||
12
|
WIJAYANTI
|
19
|
3
|
28
|
||
13
|
SANIP
|
15
|
8
|
58
|
||
Jumlah
|
158
|
90
|
791
|
|||
Rata-rata
|
12,15
|
6,92
|
60,85
|
Keterangan :
Jumlah Prosentase = 791 = 60,85 = Cukup
Sampel 13
C. Pengujian
Hipotesis
Berdasarkan rata-rata penghitungan
kemampuan siswa kelas V SD Negeri 2
Cihaur dalam menulis huruf kapital dan
tanda baca.
Terkategori, Sedang.
|
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data kemampuan siswa kelas V
SD Negeri 2 Cihaur dalam menulis huruf
kapital dan tanda baca, ditolak.
B. Saran
· Peserta didik harus sering
berlatih menulis huruf kapital dan tanda baca.
· Sekolah harus menyediakan
sarana dan prasarana yang mendukung untuk
kegiatan membaca.
|
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Mardianto, Ahmad dkk (2008), Belajar Praktis Bahasa dan Sastra, Jakarta :
Pudak Scientifik
S. Agustian, Dra. (1999), Buku Pintar Bahasa dan Sastra, Jakarta : Tiga Aksara
Yunus, Muhamad dkk (2008), Keterampilan Dasar Menulis, Jakarta : Universias
Terbuka
0 komentar:
Posting Komentar