Hati-hati Obesitas Pada Anak, Bisa Kena Diabetes
Obesitas kini jadi penyakit yang perlu diwaspadai, terutama
bagi anak dan remaja. Konsekuensi dari naiknya berat badan (obesitas),
antara lain intoleransi glukosa yang dapat mengarah pada diabetes,
gangguan metabolism lemak, hipertensi, dan gangguan lainnya.
Data menyebutkan sebanyak
25% anak dengan obesitas, menunjukkan gejala intolertansi glukosa.
Dengan kata lain berpotensi menderita diabetes di masa mendatang.
“Obesitas, intoleransi glukosa, dan hipertensi pada anak sangat terkait dengan peningkatan kematian premature/usia dini (dibawah 55 tahun),” kata Dokter Aman D. Pulungan, Ketua 2 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam diskusi Cegah obesitas pada anak dan remaja, mulai konsumsi buah dan sayur secara teratur sejak dini, di Jakarta, Kamis (18/7).
Aman menuturkan sebanyak 19,6% anak di DKI Jakarta masuk dalam kategori gemuk (obesitas/kelebihan berat badan). “Ini adalah angka yang cukup mengerikan,” tambah Aman dalam diskusi yang diselenggarakan oleh manajemen Zespri New Zealand Kiwifruit.
Selain itu sebanyak 93,6% penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun, masuk dalam kategori kurang makan buah dan sayur.
Obesitas, tambahnya, adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan, yang terjadi ketika konsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.
Dari riset yang dilakukan IDAI pada 182 anak dengan obesitas usia 12-15 tahun, katanya, menunjukkan 3,8% mengalami intoleransi glukosa (impared fasting glucose). Sedangkan 93,9% menunjukkan acanthosis nigricans, suatu penanda insulin resistance pada kulit, yang berupa kehitaman di bagian tengkuk, ketiak, dan di tangan.
Obesitas melibatkan beberapa faktor seperti genetik, psikis, dan lingkungan seperti perilaku/pola gaya hidup. Misalnya apa yang dimakan, dan berapa kali seseorang makan, serta bagaimana aktivitasnya.
“Pada anak dan remaja, obesitas perlu dicegah dan jika sudah terjadi kegemukan, perlu penanganan dan pengobatan khusus,” tambah Aman.
Cara mencegah obesitas, lanjutnya, dengan melakukan langkah 5 2 1 0. Yaitu:
“Obesitas, intoleransi glukosa, dan hipertensi pada anak sangat terkait dengan peningkatan kematian premature/usia dini (dibawah 55 tahun),” kata Dokter Aman D. Pulungan, Ketua 2 Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam diskusi Cegah obesitas pada anak dan remaja, mulai konsumsi buah dan sayur secara teratur sejak dini, di Jakarta, Kamis (18/7).
Aman menuturkan sebanyak 19,6% anak di DKI Jakarta masuk dalam kategori gemuk (obesitas/kelebihan berat badan). “Ini adalah angka yang cukup mengerikan,” tambah Aman dalam diskusi yang diselenggarakan oleh manajemen Zespri New Zealand Kiwifruit.
Selain itu sebanyak 93,6% penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun, masuk dalam kategori kurang makan buah dan sayur.
Obesitas, tambahnya, adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan, yang terjadi ketika konsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.
Dari riset yang dilakukan IDAI pada 182 anak dengan obesitas usia 12-15 tahun, katanya, menunjukkan 3,8% mengalami intoleransi glukosa (impared fasting glucose). Sedangkan 93,9% menunjukkan acanthosis nigricans, suatu penanda insulin resistance pada kulit, yang berupa kehitaman di bagian tengkuk, ketiak, dan di tangan.
Obesitas melibatkan beberapa faktor seperti genetik, psikis, dan lingkungan seperti perilaku/pola gaya hidup. Misalnya apa yang dimakan, dan berapa kali seseorang makan, serta bagaimana aktivitasnya.
“Pada anak dan remaja, obesitas perlu dicegah dan jika sudah terjadi kegemukan, perlu penanganan dan pengobatan khusus,” tambah Aman.
Cara mencegah obesitas, lanjutnya, dengan melakukan langkah 5 2 1 0. Yaitu:
- Konsumsi buah dan sayur 5 porsi per hari, dengan jarak lebih dari 2 jam.
- Lakukan aktivitas fisik selama 1 jam setiap hari, dan 20 menit kegiatan olahraga minimal 3 kali seminggu.
- Batasi konsumsi gula, dan lebih banyak minum air mineral.
- Mulai membiasakan diri mengonsumsi buah dan sayur secara teratur sejak dini. (Kabar24
0 komentar:
Posting Komentar