Penulis : Rosmha Widiyani
shutterstock
Waspadai kadar garam dalam makanan cepat saji.
Makanan layaknya 2 sisi mata uang. Satu sisi akan meningkatkan kemampuan kognitif otak, sedangkan sisi lain berefek sebaliknya.
Berikut adalah 11 jenis makanan yang dapat membunuh kecerdasan. Konsumsi makanan ini secara terus-menerus dan berlebihan akan menurunkan
ketajaman otak, perlahan namun pasti.
1. Makanan berkadar gula tinggi
Gula dan produk makanan bergula tidak hanya buruk untuk ukuran tubuh. Konsumsi hidangan ini dalam jangka panjang akan menimbulkan masalah saraf. Produk ini juga akan mengganggu kemampun ingatan. Karena itu, disarankan untuk menghindari kue yang belum dimasak sempurna, gula, sirup jagung, dan berbagai hidangan yang tinggi fruktosa.
2. Alkohol
Selain mengganggu fungsi liver, konsumsi alkohol akan menimbulkan kabut otak. Kabut otak adalah istilah untuk kebingungan, sehingga seseorang tidak mampu berfikir jelas. Tingginya asupan alkohol akan mengganggu keseimbangan otak. Akibatnya seseorang tidak mampu mengingat nama, peristiwa, dan membedakan ilusi atau kenyataan. Bila hal ini terjadi, sebaiknya segera batasi konsumsi alkohol 1 atau 2 gelas per minggu.
3. Junk foodStudi yang dilakukan University of Montreal Kanada menemukan, junk food dengan kandungan lemak berlebih dapat mengubah susunan kimia otak. Akibatnya, penggemar junk food merasa gelisah dan depresi. Junk food akan membuat konsumen cenderung menunjukkan gejala kemunduran (withdrawal) ketika berhenti mengkonsumsinya.
Konsumsi junk food mempengaruhi produksi dopamin. Dopamin adalah unsur kimia yang mempengaruhi kebahagiaan dan perasaan baik. Dopamin juga mempengaruhi fungsi kognitif, seperti kemampuan belajar, daya tangkap, motivasi, dan memori. Karena itu, penting menghindari semua makanan yang mengandung lemak berlebih.
4. Makanan yang digorengHampir semua makanaan yang diolah (processed food) mengandung unsur kimia, pewarna, penambah rasa, dan zat pengawet. Zat tambahan ini menimbukan risiko hiperaktif, baik pada usia dewasa maupun anak. Makanan yang digoreng atau diproses, perlahan merusak sistem saraf di otak. Beberapa minyak diduga lebih berbahaya dibanding lainnya, contohnya minyak bunga matahari.
5. Makanan olahan atau pre cooked (setengah masak)
Seperti halnya makanan yang digoreng,makanan olahan akan mempengaruhi sistem saraf pusat. Makanan ini juga meningkatkan risiko penurunan fungsi otak, contohnya penyakit alzheimer di kemudian hari.
6. Makanan yang sangat asin
Konsumsi makanan asin dikenal sebagai faktor risiko hipertensi. Konsumsi makanan yang kelewat banyak kandungan sodium/natriumnya bahkan mirip seperi nikotin dan narkoba, yakni dapat menyebabkan konsumennya tak berhenti makan dan ketagihan. Padahal, efeknya bisa menurunkan kemampuan berpikir dan fungsi kognitif.
7. Grains (padi-padian/serealia), kecuali whole grains
Seluruh jenis padi-padian atau serealia merupakan sumber karbohidrat yang dapat mempengaruhi fungsi otak dan kondisi kesehatan secara umum. Namun dari banyak produk grains, jenis whole grains atau 100 persen biji utuh adalah jenis yang paling dianjurkan karena sangat kaya serat dan dapat mencegah penuaan pembuluh darah.
Umumnya yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat adalah bukan biji padi/serealia utuh melainkan salah satu dari bagiannya. Misalnya, tepung terigu yang merupakan bahan baku roti atau kue merupakan bagian endosperm (lembaga) dari biji gandum yang digiling dan diayak. Demikian pula dengan nasi yang dikonsumsi berasal dari endosperm padi.
Bila Anda sering mengonsumsi biji padi/serealia yang tidak 100 persen utuh, tubuh akan menua lebih cepat yang disusul hilangnya memori dan kabut otak. Karena itu, secara perlahan ganti menu sarapan menjadi 100 persen produk whole grains atau dengan sumber karbohidrat kompleks.
8. Sumber protein yang diolah
Protein dikenal sebagai pembangun otot dan penting untuk membantu tubuh bekerja dengan baik. Protein juga membantu tubuh menyekat sistem saraf. Namun hal ini tidak terjadi jika mengkonsumsi sumber protein olahan, seperti daging yang terlalu lama dimasak, hot dog, salami, atau sosis. Sebaiknya, pilih ikan segar terutama untuk tuna dan salmon, susu, dan kacang-kacangan untuk sumber protein yang lebih baik.
9. Lemak trans
Lemak trans dikenal sebagai salah satu faktor pemicu penyakit jantung, karena menyebabkan obesitas dan kenaikan kadar kolesterol jahat. Konsumsi lemak trans juga akan membuat otak lebih lamban yang mempengaruhi refleks dan kualitas otak.
Bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama, lemak trans akan menyebabkan penyusutan otak. Hal ini perlahan juga membahayakan pembuluh arteri jantung. Oleh karena itu, segera batasi konsumsi makanan tinggi lemak trans, seperti gorengan, donat, pastry, pie, biskuit, kue, cracker, margarine.
10. Pemanis buatan
Pemanis buatan memang mengandung kalori lebih sedikit. Namun bila penggunaannya sering dan dalam jumlah banyak, akan meningkatkan risiko gangguan fungsi otak dan kemampuan kognitif.
11. Nikotin
Walaupun faktanya nikotin bukan merupakan jenis makanan, tetapi zat yang satu ini sudah terkenal dapat merusak otak dengan cara menghambat aliran darah menuju organ penting ini, sehingga membatasi suplai oksigen dan glukosa . Zat ini bukan cuma menyebabkan penuaan dini dan memicu kanker dan merusak pernafasan, tetapi juga mempengaruhi produksi dan fungsi neurotransmitter dengan membuat sempit lubang saluran kapiler. Padahal, saluran darah berukuran kecil ini berperan penting dalam fungsi otak.
1. Makanan berkadar gula tinggi
Gula dan produk makanan bergula tidak hanya buruk untuk ukuran tubuh. Konsumsi hidangan ini dalam jangka panjang akan menimbulkan masalah saraf. Produk ini juga akan mengganggu kemampun ingatan. Karena itu, disarankan untuk menghindari kue yang belum dimasak sempurna, gula, sirup jagung, dan berbagai hidangan yang tinggi fruktosa.
2. Alkohol
Selain mengganggu fungsi liver, konsumsi alkohol akan menimbulkan kabut otak. Kabut otak adalah istilah untuk kebingungan, sehingga seseorang tidak mampu berfikir jelas. Tingginya asupan alkohol akan mengganggu keseimbangan otak. Akibatnya seseorang tidak mampu mengingat nama, peristiwa, dan membedakan ilusi atau kenyataan. Bila hal ini terjadi, sebaiknya segera batasi konsumsi alkohol 1 atau 2 gelas per minggu.
3. Junk foodStudi yang dilakukan University of Montreal Kanada menemukan, junk food dengan kandungan lemak berlebih dapat mengubah susunan kimia otak. Akibatnya, penggemar junk food merasa gelisah dan depresi. Junk food akan membuat konsumen cenderung menunjukkan gejala kemunduran (withdrawal) ketika berhenti mengkonsumsinya.
Konsumsi junk food mempengaruhi produksi dopamin. Dopamin adalah unsur kimia yang mempengaruhi kebahagiaan dan perasaan baik. Dopamin juga mempengaruhi fungsi kognitif, seperti kemampuan belajar, daya tangkap, motivasi, dan memori. Karena itu, penting menghindari semua makanan yang mengandung lemak berlebih.
4. Makanan yang digorengHampir semua makanaan yang diolah (processed food) mengandung unsur kimia, pewarna, penambah rasa, dan zat pengawet. Zat tambahan ini menimbukan risiko hiperaktif, baik pada usia dewasa maupun anak. Makanan yang digoreng atau diproses, perlahan merusak sistem saraf di otak. Beberapa minyak diduga lebih berbahaya dibanding lainnya, contohnya minyak bunga matahari.
5. Makanan olahan atau pre cooked (setengah masak)
Seperti halnya makanan yang digoreng,makanan olahan akan mempengaruhi sistem saraf pusat. Makanan ini juga meningkatkan risiko penurunan fungsi otak, contohnya penyakit alzheimer di kemudian hari.
6. Makanan yang sangat asin
Konsumsi makanan asin dikenal sebagai faktor risiko hipertensi. Konsumsi makanan yang kelewat banyak kandungan sodium/natriumnya bahkan mirip seperi nikotin dan narkoba, yakni dapat menyebabkan konsumennya tak berhenti makan dan ketagihan. Padahal, efeknya bisa menurunkan kemampuan berpikir dan fungsi kognitif.
7. Grains (padi-padian/serealia), kecuali whole grains
Seluruh jenis padi-padian atau serealia merupakan sumber karbohidrat yang dapat mempengaruhi fungsi otak dan kondisi kesehatan secara umum. Namun dari banyak produk grains, jenis whole grains atau 100 persen biji utuh adalah jenis yang paling dianjurkan karena sangat kaya serat dan dapat mencegah penuaan pembuluh darah.
Umumnya yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat adalah bukan biji padi/serealia utuh melainkan salah satu dari bagiannya. Misalnya, tepung terigu yang merupakan bahan baku roti atau kue merupakan bagian endosperm (lembaga) dari biji gandum yang digiling dan diayak. Demikian pula dengan nasi yang dikonsumsi berasal dari endosperm padi.
Bila Anda sering mengonsumsi biji padi/serealia yang tidak 100 persen utuh, tubuh akan menua lebih cepat yang disusul hilangnya memori dan kabut otak. Karena itu, secara perlahan ganti menu sarapan menjadi 100 persen produk whole grains atau dengan sumber karbohidrat kompleks.
8. Sumber protein yang diolah
Protein dikenal sebagai pembangun otot dan penting untuk membantu tubuh bekerja dengan baik. Protein juga membantu tubuh menyekat sistem saraf. Namun hal ini tidak terjadi jika mengkonsumsi sumber protein olahan, seperti daging yang terlalu lama dimasak, hot dog, salami, atau sosis. Sebaiknya, pilih ikan segar terutama untuk tuna dan salmon, susu, dan kacang-kacangan untuk sumber protein yang lebih baik.
9. Lemak trans
Lemak trans dikenal sebagai salah satu faktor pemicu penyakit jantung, karena menyebabkan obesitas dan kenaikan kadar kolesterol jahat. Konsumsi lemak trans juga akan membuat otak lebih lamban yang mempengaruhi refleks dan kualitas otak.
Bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama, lemak trans akan menyebabkan penyusutan otak. Hal ini perlahan juga membahayakan pembuluh arteri jantung. Oleh karena itu, segera batasi konsumsi makanan tinggi lemak trans, seperti gorengan, donat, pastry, pie, biskuit, kue, cracker, margarine.
10. Pemanis buatan
Pemanis buatan memang mengandung kalori lebih sedikit. Namun bila penggunaannya sering dan dalam jumlah banyak, akan meningkatkan risiko gangguan fungsi otak dan kemampuan kognitif.
11. Nikotin
Walaupun faktanya nikotin bukan merupakan jenis makanan, tetapi zat yang satu ini sudah terkenal dapat merusak otak dengan cara menghambat aliran darah menuju organ penting ini, sehingga membatasi suplai oksigen dan glukosa . Zat ini bukan cuma menyebabkan penuaan dini dan memicu kanker dan merusak pernafasan, tetapi juga mempengaruhi produksi dan fungsi neurotransmitter dengan membuat sempit lubang saluran kapiler. Padahal, saluran darah berukuran kecil ini berperan penting dalam fungsi otak.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar