MENAPAK JALAN PROFESSIONAL

Menapak Jalan Profesional

Para Juara O2SN 2013 di Kalimantan Timur.
Balikpapan (Dikdas): Menjadi peserta O2SN, ibarat menapakkan kaki pada jalan menuju atlet profesional

Sudah hampir seminggu kawan-kawan peserta Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) berada di Kota Samarinda dan Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Selama itu pula, mereka beradu strategi dan tak-tik di arena pertandingan, berkompetisi mengejar mimpi, menjadi yang terbaik di antara yang baik. Tentu, sudah tak terhitung lagi tenaga dan pikiran yang mereka dedikasikan untuk nama baik provinsi masing-masing. Bersama pelatih, pendamping, dan bahkan orangtua yang bersedia datang dengan biaya sendiri, mereka berbagi semangat dan berharap memperoleh gelar juara O2SN.

Setelah peluh-peluh perjuangan berhamburan di arena lapangan, akhirnya di antara mereka ada yang tersenyum bangga sebab medali bertengger di dada, beserta piagam dan trofi yang erat di genggaman. Meski sebagiannya lagi, terpaksa harus menghela napas panjang-panjang sebab prestasinya masih perlu ditingkatkan lagi. Terhadap ketakberhasilan ini, sabar dan pandai-pandai mengambil hikmah merupakan pilihan yang dewasa. Sebab bila pandai mengambil hikmah, dan bersedia memperbaiki segala kelemahan serta meningkatkan kemampuan, barangkali predikat juara bisa digapai di masa yang akan datang.

Bagi para juara O2SN, berhenti menjadi olahragawan tentu bukan pilihan yang mereka inginkan. Sebagian besar dari para juara, biasanya ingin bagaimana ia menjadi atlet profesional. Tidak hanya di tingkat nasional tapi juga tingkat internasional. Ini seperti yang akan dilakukan Safitri Pusparani, juara satu cabang olahraga Atletik Nomor Lari 100 Meter jenjang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Menengah (PKLK Dikmen), yang akan bergabung dalam Special Olympics Indonesia (SOINA), untuk mengikuti Olimpiade Dunia Tunagrahita atau Special Olympics World Summer Games.

Keikutsertaan Safitri Pusparani itu, sebagaimana ditegaskan Purnawardhani, M. Ed., Kasi Pelaksanaan Kurikulum Kasubidt Pembelajaran PKLK Dikmen.

“O2SN bisa menjadi jembatan bagi siswa-siswa kita, khususnya PKLK Dikmen, agar natinya menjadi atlet nasional dan Internasional. Pemenangnya akan ikut bergabung di kontingen Special Olympics Indonesia yang merupakan tempat berkumpulnya atlet penyandang tuna grahita Indonesia. Seperti  baru-baru ini, mereka berhasil membawa pulang medali emas setelah bertanding dalam ajang bergengsi Special Olympics World Winter Games, di Korea Selatan,” kata Purnawardhani, M. Ed., di lapangan Sudirman, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu kemarin, (03/07).

Harapan agar para juara sekaligus alumni O2SN bisa berkiprah di dunia atlet profesional, juga muncul dari Purwanto Sukarnomarinir, Juri cabang olahraga karate jenjang SMA. Menurut pria asal Jawa Timur ini, bibit-bibit karateka yang lahir dari O2SN, bisa kembali mendongkrak prestasi Indonesia dalam cabang olahraga karate tingkat internasional, di mana Indonesia sekarang masih berada di urutan kedua di bawah Malaysia pada Kejuaraan Karate Asia Tenggara (SEAKF) II di Clark, Pampanga, Filipina.

Lalu, bagaimana menapak jalan menuju atlet profesional?

Pertama, calon atlet profesional wajib melakukan latihan rutin baik di lapangan atau di rumah. Tidak ada istilah malas, harus terus berlatih dan berlatih, sebab di atas langit masih ada langit, di atas juara masih ada juara lainnya. Jadi jangan pernah berpuas diri. Kedua, harus pandai membagi waktu. Karena jadwal latihan yang padat, maka seorang calon atlet profesional harus pandai membagi waktu antara latihan, studi, refreshing, keluarga, dll. Jangan sampai salah satu terabaikan. Ketiga, disiplin dalam mengatur pola makan dan gaya hidup sehari-hari. Tidur malam jangan sampai lebih dari jam 10 malam, agar kondisi fisik tetap terjaga, dan tidak boleh merokok, serta minum-minuman keras.

Keempat, menjaga pergaulan. Karena pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik, pengaruh pergaulan yang buruk dapat menular pada calon atlet profesional, jadi selektiflah dalam memilih teman. Bukan berarti menjauhi, tapi sekadar “say hello” saja sudah cukup. Kelima, rendah hati, dan jangan malu untuk bertanya pada siapa pun, serta jangan jaga gengsi. Karena ciri-ciri orang yang rendah hati, salah satunya adalah memiliki keinginan untuk terus belajar, dan tidak ragu untuk meminta saran dari orang lain.

Keenam, pantang menyerah, sebab kegagalan bukan suatu akhir dari perjuangan, kegagalan merupakan batu loncatan bagi para calon atlet profesional untuk menjadi semakin lebih baik. Karena dalam setiap pertandingan pasti ada yang menang dan ada pula yang kalah. Tidak mungkin semua kontestan naik podium. Kalah-menang adalah hal yang wajar, yang terpenting adalah sudah bekerja maksimal. Ketujuh, jangan lupa berdoa dan beribadah, karena poin yang satu ini wajib dilakukan sebelum melakukan poin pertama di atas. Tuhanlah yang mengatur hasil tiap usaha manusia, baik itu berhasil atau gagal, itu semata-mata demi kebaikan manusia. Mendekatkan diri pada Tuhan, mampu melawan rasa cemas dan takut. Dan ingat, tidak ada atlet jagoan tanpa campur tangan Tuhan!

Ketujuh langkah di atas bila dilakukan dengan tekad yang bulat, insyaAllah impian menjadi atlet profesional lebih mudah untuk direalisasikan. Semoga!

M. Adib Minanurohim
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Translate