Sekelumit Keluhan dari Pusat Kebugaran

Sekelumit Keluhan dari Pusat Kebugaran



by Dina Toki-O


Berolahraga di pusat kebugaran terbilang berat bagi pemula, namun Dina Toki-O akhirnya berhasil menjajal sejumlah alat seperti stride, treadmill dan beberapa lainnya.
The-Grim-Gym-Gripe-wp
Anda tahu kan, saat berhijab, Anda akan menghadapi segala macam cobaan dan kesukaran dalam hidup. Beberapa mungkin lebih berat dari yang lain, tapi biasanya justru masalah kecil yang bagi orang lain paling remehlah yang membuat kita sengsara dan mengasihani diri sendiri.
Ambil contoh, berolahraga di gym alias pusat kebugaran. Tempat fitness yang cukup peduli dengan sesi khusus wanita pun paling-paling hanya akan mengadakannya maksimal dua kali seminggu dan setiap kalinya cuma selama beberapa jam.  Jadi, bila Anda ingin berolahraga dengan tenang, di sana pun jadwal Anda sudah dibatasi. Ini masalah besar buat kita yang serius ingin nge-gym!
Dalam salah satu artikel lama saya, secara singkat saya menuliskan resolusi tahun baru di mana salah satunya adalah bergabung di salah satu gym. Saya mewujudkan langkah itu dan bergabung di satu lokasi fitness yang bagus dan cukup dekat dengan tempat tinggal saya. Akan tetapi, tidak ada sesi khusus wanita di sana. Jadi, seminggu setelah mendaftar, saya akhirnya memberanikan diri untuk mendatanginya. Maksud saya, pergi ke sana dan benar-benar menggunakan sejumlah peralatannya, bukan sekadar ‘melihat-lihat’, berlagak sibuk dan berusaha untuk terlihat profesional!
Mungkin kita tidak bermasalah saat harus berhijab tatkala semua orang di sekitar kita hampir telanjang, atau berolahraga sambil kepanasan dan serba kerepotan. Kalau begitu, coba saja menemukan pakaian yang cocok dan tidak membuat kita terlihat konyol. Anda tahu kan apa yang saya maksud?
Entah kenapa, sepertinya berolahraga di gym menjadi pengalaman mengerikan bagi pemula atau orang yang baru pertama kali melakukannya.
Saya menghabiskan  beberapa hari sebelumnya untuk memilih koleksi ‘kostum olahraga’ supaya setidaknya saya tampil meyakinkan. Saya memilih sejumlah kaus basket kedodoran yang sempurna untuk menutupi ‘bemper belakang’, tahu kan apa yang saya maksud? Saya bahkan berhasil meminta nenek membuatkan tudung kepala khusus untuk kegiatan ini, yang sampai sekarang belum sempat saya coba! Lalu saya membeli beberapa pasang sepatu lari yang tentunya akan membuat saya merasa seperti pelari profesional. Sebagai seorang hijabi, saya juga melengkapi diri dengan salah satu baju bersepeda-pria  yang insulated (terbuat dari bahan tahan panas, suara dan listrik)  dengan ukuran XXXL. Bisa dibilang saya cukup siap dengan segala urusan nge-gym yang akan saya geluti ini! Manalah saya tahu saya bakal sempurna mewakili ungkapan: ‘yang penting gaya dulu’.
Ya, inilah saya di gym di minggu pertama!
Maksud saya, apakah saya bahkan tahu cara lari yang benar? Saya hanya menggerakkan kedua kaki dengan cepat dan berharap keringat mengucur supaya saya merasa kurus sesudahnya. Ada beberapa pelatih di sana yang sedia membantu siapa pun yang mungkin tidak tahu harus berbuat apa. Namun, apakah saya cukup bernyali untuk bertanya pada salah satu pria yang bersiaga di sana seperti hendak menghajar seseorang, lengkap dengan perlengkapan gym mereka dan otot yang bertonjolan ke mana-mana? Saya rasa tidak.
Yang paling menggelikan, kerudung di kepala saya bergoyang-goyang ke segala arah sehingga sebagian besar maniak fitness ini mungkin menganggapnya serbet untuk mengelap keringat…
Tak pelak lagi, saya pulang ke rumah dan menjelajahi Google. Bagaiamanapun, barangkali mengajak seseorang yang sudah biasa nge-gym adalah ide yang baik, terutama jika Anda pemula seperti saya atau bila Anda tidak  tahu harus berbuat apa.
Entah kenapa, sepertinya berolahraga di gym menjadi pengalaman mengerikan bagi pemula atau orang yang baru pertama kali melakukannya. Sulitnya mempertahankan kecepatan jalan yang tepat di atas treadmill, ngos-ngosan sementara si kekar Johnny Bravo di sebelah Anda berlari seakan dikejar polisi sambil menyanyikan lagu favoritnya dengan kemampuan bernapas seperti paru-paru gajah, terasa sungguh memalukan sekaligus menggelikan di benak saya. Ini semua benar-benar pengalaman yang tidak saya inginkan.
Yang paling menggelikan, kerudung di kepala saya bergoyang-goyang ke segala arah sehingga sebagian besar maniak fitness di sini mungkin menganggapnya serbet untuk mengelap keringat…
Jadi ‘apa solusinya?’ Simpel: pergilah di jam yang tidak sibuk supaya Anda dapat menguasai gym. Begitu ya? Tahukah Anda pukul berapa pusat kebugaran umumnya kosong? Saya kasih tahu ya—pukul 6 pagi! Anda mau bangun pukul 5 pagi hanya untuk berolahraga?  Lagipula, apakah Anda bahkan merasa perlu untuk berolahraga? Pertanyaan-pertanyaan itu benar-benar melintas di pikiran saya ketika jam weker saya berbunyi pada pukul 5 pagi!
Yah, setidaknya saya telah memikirkan satu solusi. Tak masalah walaupun pikiran itu justru melemahkan semangat berolahraga, karena itu kan baru awalnya…
Lupakan tentang program menurunkan berat badan, atau hidup sehat—bangun untuk berolahraga setiap pagi telah membuat hari saya lebih baik dan juga lebih produktif
Di samping merasa menjadi pusat perhatian dan wajah merah padam setiap saya menyadari seseorang di gym menatap saya dengan pandangan aneh, saya betul-betul telah merasa 100% lebih baik dalam 1,5 minggu terakhir ini. Lupakan tentang program menurunkan berat badan, atau hidup sehat—bangun untuk berolahraga setiap pagi telah membuat hari saya berjalan lebih baik dan lebih produktif.
Hanya dengan bangun pukul 6 pagi—bukannya kesiangan atau bahkan menjelang sore—telah memberi saya lebih banyak waktu untuk mengerjakan berbagai hal. Selama seminggu lebih itu, saya tidak merasa lesu seperti biasanya; sebaliknya, hampir sepanjang minggu itu saya merasa cukup positif dan bersemangat dalam semua hal!
Menurut saya, berolahraga benar-benar punya pengaruh besar terhadap perubahan sikap hidup saya; berolahraga (walaupun Anda salah melakukannya sehingga kelihatan dungu) adalah cara yang hebat untuk menghalau stres serta beristirahat sejenak dari masalah sehari-hari. Jadi, apakah saya akan meneruskan resolusi ini?
YA!
Yah, semoga saja… Kita lihat saja nanti.
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Translate