Bahasa merupakan
sarana yang digunakan untuk berkomunikasi antara individu yang satu
dengan individu yang lain dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Tarigan
(1986:1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: (1)
keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan
membaca, (4) keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada
dasarnya merupakan satu kesatuan atau disebut dengan catur tunggal. Satu
di antara keterampilan berbahasa yang menyatukan pendapat, gagasan,
perasaan, keinginan, dan emosi secara lisan adalah keterampilan
berbicara. Keterampilan berbicara perlu dikuasai oleh siswa dalam setiap
mata pelajaran. Pelaksanaan berbicara di sekolah kadang sering
diabaikan oleh guru, karena waktu yang diperlukan cukup lama. Akibatnya,
siswa tidak dapat berbicara di depan teman-temannya dengan lancar,
karena kurang memiliki rasa percaya diri. Penggunaan bahasa juga
menjadi kacau, kurang paham dengan etika dalam berdiskusi, dan isi
pembicaraan menjadi tidak tepat.
Dalam hal ini, peran diskusi
dalam melatih kemampuan siswa berbicara dengan baik sangat
dominan. Salah satu teknik diskusi yang dapat meningkatkan kemampuan
berbicara siswa khususnya dalam menyatakan pendapat adalah (Numbered
Heads Together). Number Heads Together (NHT) adalah suatu model
pembelajaran kooperatif yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa
dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber
yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Ciri-ciri pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu, kelompok heterogen, setiap anggota kelompok
memiliki nomor kepala yang berbeda-beda, berpikir bersama (Heads
Together). Adapun pembelajaran berbicara dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan langkah-langkah yang dapat
dilakukan oleh guru yaitu :
Pertama, persiapan. Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat skenario pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Skenario pembelajaran tersebut dibuat oleh oleh guru dengan maksud untuk memudahkan penyampaian materi yang akan disampaikan serta seperti apa teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Selain skenario pembelajaran guru juga harus mempersiapkan lembar kerja siswa. Dalam penggunakan tipe NHT ini, guru menggunakan teknik diskusi. Permasalahan yang didiskusikan tersebut disiapkan oleh guru, dan permasalahan yang digunakan berbeda pada setiap kelompoknya.
Kedua, pembentukan kelompok. Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Ketiga, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan. Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru. Keempat, diskusi masalah. Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. Diskusi masalah dalam pembelajaran ini adalah mendiskusikan artikel yang telah diberikan oleh guru. Kemudian mempresentasikan hasil tersebut di depan kelas.
Kelima, memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban. Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Proses memanggil nomor ini merupakan ciri khas dari pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tipe NHT (Numbered Heads Together). Memanggil nomor tersebut dilakukan oleh guru setelah satu di antara kelompok tersebut mempresentasikan hasil dari kerja tim tersebut.
Keenam, memberi kesimpulan. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Pemberian kesimpulan ini dilakukan guru untuk menekankan jawaban apa sebenarnya yang benar. Namun dalam proses pembelajaran ini tugas guru bersama dengan siswa memutuskan kira-kira pendapat mana yang mempunyai alasan yang logis untuk menyakinkan apakah pendapat tersebut dibenarkan ataupun tidak.
Model NHT ini dapat melatih siswa memiliki tanggung jawab terhadap teman sekelompoknya untuk mempelajari dan menguasai bahan diskusi. Melalui model pembelajaran ini, siswa dapat berdialog dan berinteraksi secara terbuka dan interaktif di bawah bimbingan guru sehingga siswa terpacu untuk menguasai bahan ajar yang disajikan. Selain itu, pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk meningkatkan pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Selain itu pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki beberapa kelebihan, yaitu melatih siswa untuk dapat bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain, melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya, dan memupuk rasa kebersamaan, membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan.
0 komentar:
Posting Komentar