Masjid Jami Kebon Jeruk Saksi Sejarah Batavia
Masjid ini dibangun pada tahun1786
Masjid Jami Kebon Jeruk yang merupakan salah satu cagar budaya terletak di Jalan Hayam Wuruk Jakarta
Ada
tempat menarik di balik kawasan Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat. Meski
kawasan ini terkenal dengan banyaknya lokasi hiburan malam, namun siapa
sangka jika di kawasan ini terdapat sebuah masjid tua yang hingga kini
masih terjaga.
Masjid itu terletak di Jl. Hayam Wuruk No. 85, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. Masjid ini dikenal tempat ibadah pertama bagi umat muslim di kawasan sekitar.
Sesuai letaknya, masjid ini bernama Masjid Jami Kebon Jeruk. Menurut
sejarah tempat ibadah ini berdiri tahun 1786 M oleh Tuan Tschoa.
Pada masanya ia juga disebut Kapten Tamien Dosol Seeng, seorang kapten keturunan Tiongkok yang masuk Islam.
Ada juga yang menyebut Tuan Tschoa adalah Chau Tsien Hwu. Ia mengepalai kaum Muslim Tionghoa di kawasan sekitar tahun 1780 hingga 1797.
Tokoh Chau Tsien Hwu merupakan imigran dari Sin Kiang, Tiongkok. Ia menurut cerita kabur dari negaranya dan singgah di Batavia (Jakarta).
Masjid Kebon Jeruk diperkirakan awalnya dibangun pada tahun 1718 M, ketika Kapten Chau tiba di Batavia dan memutuskan menetap.
Awalnya, bangunan masjid itu hanyalah sebuah surau atau langgar yang
dibuat Chau bersama keluarganya. Penamaan Kebon Jeruk untuk masjid
tersebut konon karena pada masanya tempat itu ditubuhi pohon jeruk.
Chau Tsien Hwu datang ke Jakarta bersama istrinya Fatima Hwu.
Keduanya juga dikenal di kalangan warga Betawi sebagai penyebar agama
Islam.
Beberapa waktu setelah masjid tersebut dibangun Chan Tsien Hwu
kemudian wafat di daerah Cirebon dan dimakamkan di Gunung Sembung.
Sementara istrinya, Fatima Hwu, wafat di Jakarta dan dimakamkan di
belakang Masjid Kebon Jeruk itu.
Masjid ini menjadi saksi sejarah sejumlah peristiwa penting, termasuk
pembantaian puluhan ribu etnis Tionghoa oleh VOC pada tahun 1740. (suara.com)
0 komentar:
Posting Komentar