Keindahan Ulos Rancangan Merdi Sihombing Dipamerkan Di Jakarta
Sabtu, 20/07/2013 16:52 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Koleksi ulos Merdi Sihombing
Kabar24.com,
JAKARTA- Perancang Mode Merdi Sihombing yang berdarah campuran Batak dan
Ambon itu menggelar pameran Pertanun Ulos (penenun ulos) Travels in
Cloth yang menggunakan pewarnaan alam di Galeri Nasional Jakarta, 19
Juli- 16 Agustus.
Ulos artinya selimut, karena suku Batak tinggal di daerah pegunungan yang udaranya sangat dingin. Ulos juga simbol kehangatan. Dibuat dengan cara ditenun yang menggunakan alat tenun tradisional dengan ukuransegi empat panjang seperti stola.
Merdi memamerkan kira-kira 40 koleksi ulos dan tekstil bermotif huruf Batak zaman dulu serta motif gorga. Dia menampilkan ulos yang bersumber kearifan lokal itu dengan unsur kekinian, misalnya dengan penggunaan benang sutra, penambahan kristal, dan batu-batuan.
Dia menggunakan warna alam, seperti biru, krem, marun, hijau, dan lain-lain. Setiap ulos itu mempunyai keunikan tersendiri yang terlihat pada motif-motifnya. Ulos itu juga tidak tebal dan tidak berat, sehingga cocok dipakai di perkotaan.
“Yang lama researchnya. Kurang lebih lima tahun,” kata Merdi di sela-sela pembukaan pameran tersebut, Jumat malam (19/7).
Merdi yang telah melakukan peragaan busana di dalam negeri dan luar negeri itu, terus mengembangkan ulos agar tidak hanya dipakai pada acara adat Batak saja, tapi nasional bahkan internasional.
Dia menampilkan busana yang dipadukan dengan ulos dan kain sarung. Busana itu mengambil inspirasi dari busana perempuan masa lampau pada acara ritual Parsanggul Naganjang. Tapi ukuran busananya dimodifikasi menjadi agak lebih pendek.
Perhiasannya juga diganti dari kristal jadi batu-batuan. Rambutnya ditata ke atas. Tampil lebih praktis dan modern dibandingkan zaman lampau.
Euis Saidah, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian menilai karya Merdi Sihombing sangat langka.
“Merdi sangat ahli dalam bidang material, tekstil, dan desain,” kata Euis. (Kabar24)
Ulos artinya selimut, karena suku Batak tinggal di daerah pegunungan yang udaranya sangat dingin. Ulos juga simbol kehangatan. Dibuat dengan cara ditenun yang menggunakan alat tenun tradisional dengan ukuransegi empat panjang seperti stola.
Merdi memamerkan kira-kira 40 koleksi ulos dan tekstil bermotif huruf Batak zaman dulu serta motif gorga. Dia menampilkan ulos yang bersumber kearifan lokal itu dengan unsur kekinian, misalnya dengan penggunaan benang sutra, penambahan kristal, dan batu-batuan.
Dia menggunakan warna alam, seperti biru, krem, marun, hijau, dan lain-lain. Setiap ulos itu mempunyai keunikan tersendiri yang terlihat pada motif-motifnya. Ulos itu juga tidak tebal dan tidak berat, sehingga cocok dipakai di perkotaan.
“Yang lama researchnya. Kurang lebih lima tahun,” kata Merdi di sela-sela pembukaan pameran tersebut, Jumat malam (19/7).
Merdi yang telah melakukan peragaan busana di dalam negeri dan luar negeri itu, terus mengembangkan ulos agar tidak hanya dipakai pada acara adat Batak saja, tapi nasional bahkan internasional.
Dia menampilkan busana yang dipadukan dengan ulos dan kain sarung. Busana itu mengambil inspirasi dari busana perempuan masa lampau pada acara ritual Parsanggul Naganjang. Tapi ukuran busananya dimodifikasi menjadi agak lebih pendek.
Perhiasannya juga diganti dari kristal jadi batu-batuan. Rambutnya ditata ke atas. Tampil lebih praktis dan modern dibandingkan zaman lampau.
Euis Saidah, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian menilai karya Merdi Sihombing sangat langka.
“Merdi sangat ahli dalam bidang material, tekstil, dan desain,” kata Euis. (Kabar24)
Editor:
Browser anda tidak mendukung iFrame
0 komentar:
Posting Komentar