Metode Diskusi
Akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni telah menimbulkan
berbagai macam masalah, baik masalah pribadi maupun masalah kelompok, di rumah,
sekolah ataupun di mayarakat. Dari berbagai masalah yang dihadapi sering muncul
masalah yang tidak hanya menuntut atau dapat dijawab dengan satu jawaban saja,
tapi memerlukan urun rembuk orang lain dalam memecahkannya.
Diskusi
dapat diartikan sebagai percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan
problematik yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah. Hal tersebut
sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1988) bahwa diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar
pikiran mengenai suatu masalah.
6.1 Beberapa Jenis Diskusi
a.
Diskusi kuliah. Diskusi ini dimulai dengan ceramah atau
kuliah dari seorang guru, narasumber, atau dari kalangan peserta didik yang
sudah senior, dalam waktu sekitar 15 sampai 30 menit. Kemudian dilanjutkan
dengan diskusi.
b.
Diskusi Panel. Diskusi
ini hanya dilakukan oleh beberapa orang yang terpilih sebagai wakil orang
banyak (panelis).
Mereka
adalah ahli dalam bidangnya masing-masing. Diskusi terjadi di antara para
panelis dan peserta didik melihat atau mendengarkan pembicaraan antarpanelis.
Jika diskusi melibatkan peserta diskusi lainnya, maka diskusi tersebut disebut forum.
c.
Symposium. Diskusi berjalan seperti pada diskusi panel.
Tapi diakhiri dengan sebuah keputusan.
d.
Tiap
pembicaraan mengemukakan pendirian dan pandangan yang berbeda. Pada diskusi ini
peserta juga diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat.
e.
Brain stroming. Diskusi ini dimaksudkan untuk memecahkan yang
dihadapi. Semua pendapat ditampung oleh seorang sekretaris.
f.
Pemimpin diskusi atau pihak yang ditunjuk
berusaha memecahkan masalah berdasarkan berbagai pendapat yang telah ditampung.
g.
Seminar. Seminar merupakan jenis diskusi yang dimulai
dengan ceramah tentang beberapa makalah yang dibawakan oleh pemakalah.
h.
Dalam
seminar terdapat sejenis pengarahan dan pembagian kertas kerja tentang garis
besar jalannya pembicaraan. Bahan yang diterima dari pengarahan dan dari kertas
kerja merupakan bahan diskusi.
i.
Lokakarya.
Hasil-hasil seminar diturunkan kepada hal-hal yang bersifat praktis,
misalnya pada kegiatan pengembangan pengajaran untuk meningkatkan mutu pengajaran.
Sebelum kegiatan ini dilakukan, dibicarakan dulu dalam lokakarya, terutama
mengenai cara dan strategi yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas
belajar mengajar. Lokakarya sering dilaksanakan secara bersamaan dengan seminar
(semlok), atau dengan penataran (penlok).
j.
Diskusi Formal. Diskusi
ini mengikuti cara-cara yang dilakukan dalam kegiatan formal, seperti pada
rapat guru dan kepala sekolah atau pertemuan antara guru dan orang tua peserta
didik.
Diskusi
formal ini bisa juga dilaksanakan dalam pengajaran, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1).Pertama,
guru menjelaskan permasalahan yang harus dipecahkan oleh peserta didik.
2).Kedua,
setelah peserta didik memahami masalahnya diskusi dimulai, dan setiap peserta didik diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya.
3). Ketiga,
pengambilan kesimpulan. Dalam diskusi ini pemimpin diskusi bisa dipegang oleh guru maupun peserta didik.
Kalau
diskusi dipimpin oleh peserta didik, maka pemimpin diskusi perlu diberikan
pengarahan secukupnya.
6.2 Keuntungan Metode Diskusi
a.
Peserta didik memperoleh kesempatan untuk
melatih diri dalam mengemukakan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
b.
Peserta didik dilatih untuk menghargai
pendapat orang lain.
c.
Mengembangkan sikap demokrasi di kalangan
peserta didik.
d.
Menghubungkan atau mengembangkan bahan
pelajaran dengan masalah-masalah yang terdapat di masyarakat.
6.3 Kelemahan Metode Diskusi
a.
Diskusi memerlukan waktu yang cukup lama, dan
sering mengganggu pengajaran lainnya.
b.
Pada umumnya peserta didik kurang berlatih
dalam mengemukakan pendapat, sehingga mereka tidak dapat berdiskusi.
c.
Kalau guru kurang memahami konsep diskusi
secara matang, sering berubah menjadi tanya jawab, tahu diskusi kurang terarah.
d.
Sering didominasi oleh beberapa orang peserta
didik saja yang bisa berbicara, sementara peserta didik lain yang malu-malu
atau tidak bisa berbicara, bersifat pasif atau hanya menjadi pendengar saja.
6.4
Cara Mengajar dengan Metode Diskusi
Agar
pengajaran dengan metode diskusi berjalan lancar dan menghasilkan tujuan
belajar secara efektif, perlu memperhatikan langkah-langkah berikut :
a.
Rumuskanlah tujuan dan masalah yang akan
dijadikan topik dalam diskusi.
b.
Siapkanlah sarana dan prasarana yang
doperlukan untuk diskusi.
c.
Susunlah peranan-peranan peserta didik dalam
diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilakukan.
d.
Berilah pengarahan kepada peserta didik
secukupnya agar mereka melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan diskusi.
e.
Ciptakanlah suasana yang kondusif, di mana
peserta didik dapat mengemukakan pendapatnya secara bebas untuk memecahkan
permasalahan yang didiskusikan.
f.
Berikanlah kesempatan kepada peserta didik
secara merata, agar diskusi tidak didominasi oleh beberapa orang saja.
g.
Arahkanlah jalannya diskusi jangan sampai
menyimpang dari tujuan dan masalah yang menjadi pokok bahasan, dan sesuaikanlah
dengan waktu yang tersedia.
h.
Perhatikan peranan-peranan guru dalam diskusi,
baik sebagai fasilitator, pengawas, pembimbing, maupun sebagai evaluator
jalannya diskusi.
i.
Akhirilah dengan mengambil kesimpulan dari
apa-apa yang telah dibicarakan. Kesimpulan dari apa-apa yang telah dilakukan
oleh para peserta didik, mungkin di bawah bimbingan guru. Kalau peserta didik
j.
sulit untuk mengambil kesimpulan maka
kesimpulan dapat dilakukan oleh guru, jangan sampai mengulur-ulur waktu.
6.5 Beberapa
Upaya yang Mengefektifkan Penggunaan Metode Diskusi dalam Pengajaran
a.
Pilihlah masalah yang menarik dan berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, sehingga menantang mereka untuk
melakukan diskusi.
b.
Guru jangan terlalu banyak melibatkan diri
dalam kegiatan diskusi, membagi-bagi pertanyaan, dan memberi petunjuk atau
mengarahkan jalannya diskusi.
c.
Guru juga harus senantiasa memperhatikan
pembicaraan dan jalannya diskusi, agar fungsinya sebagai pemimpin diskusi dapat
dilakukan sebagaimana mestinya.
0 komentar:
Posting Komentar