PROFIL SEPAKBOLA PIALA DUNIA 2014

Tim Uruguay

Kali ini Uruguay patut diwaspada

Timnas Uruguay [Reuters]
Timnas Uruguay [Reuters] 
 
Banyak orang mengenal Uruguay sebagai salah satu “kekuatan lama” sepakbola dunia. Hal itu terutama lantaran Uruguay sudah menjadi juara Piala Dunia (PD) di gelaran perdananya tahun 1930, di mana mereka juga menjadi tuan rumah perdana. Prestasi juara sendiri lantas sempat diulangi Uruguay pada tahun 1950, saat Brasil menjadi tuan rumah PD untuk pertama kalinya.
Namun setelah era itu, perlahan-lahan Uruguay mulai tenggelam –terkecuali di ajang Copa America. Terakhir kali mampu meraih peringkat ke-4 pada PD 1970 di Italia, Uruguay di sejumlah edisi PD berikutnya maksimal hanya bisa mencapai babak 16 besar, atau penyisihan grup, bahkan kerap tak lolos sama sekali. Barulah, setelah tidak tampil di PD 2006 di Jerman, Uruguay kembali menunjukkan tanda-tanda kebesarannya di PD 2010 di Afrika Selatan dengan menjadi semifinalis.
Kebangkitan itu sekaligus menandai hadirnya generasi baru pesepakbola emas Uruguay, kendati dengan rentang usia yang relatif bervariasi. Di lini belakang, selain penjaga gawang Fernando Muslera yang masih belum tergolong tua, ada kapten Diego Lugano yang termasuk veteran dan berpengalaman, didampingi nama-nama macam Diego Godin dan Martin Caceres.
Di tengah, Uruguay memang diketahui tidak memiliki nama yang benar-benar sensasional. Tapi selain pemain Atletico Madrid, Cristian Rodriguez, mereka juga masih punya tiga pemain yang berkiprah di Serie A Italia di lini ini, yaitu Diego Perez, Walter Gargano, serta Álvaro Gonzalez.
Tentu saja, lini depan Uruguay-lah yang paling menonjol dengan keberadaan para pemain bintang yang bisa disebut menakutkan banyak bek-bek lawan. Termasuk Diego Forlan yang sudah tergolong veteran dan kemungkinan masih diandalkan, line terdepan Uruguay juga diisi oleh Edinson Cavani, serta tentunya srtriker tersubur mereka, Luis Suarez.
Perjalanan Tim
Di antara kontestan PD 2014 asal Amerika Selatan, bahkan di antara tim-tim yang jadi unggulan dalam pembagian grup, Uruguay sebenarnya justru menjadi tim dengan jalan paling berliku menuju Brasil. Hanya menduduki posisi kelima dalam penyisihan Zona CONMEBOL, mereka harus menjalani playoff melawan tim yang juga menduduki posisi kelima Zona Asia (AFC) yaitu Yordania.
Untung saja, Uruguay akhirnya lolos dengan agregat 5-0 (menang tandang 5-0 dan imbang 0-0 di kandang). Lolosnya Uruguay itu pula yang lantas memastikan mereka –dan bukannya Belanda– yang menjadi unggulan, berkat peringkat FIFA terakhirnya menjelang undian grup PD 2014.
Mengawali kualifikasinya pada 7 Oktober 2011, Uruguay menang di kandang atas Bolivia dengan skor 4-2. Tandang ke Paraguay pada 11 Oktober, mereka kemudian hanya meraih hasil imbang 1-1. Namun selanjutnya pada 11 November, mereka kembali sukses menang di kandang 4-0 atas Cile.
Jeda setengah tahun lebih, Uruguay lantas hanya mampu imbang 1-1 di kandang melawan Venezuela pada 2 Juni 2012. Namun pada 10 Juni, mereka kembali meraih kemenangan 4-2 atas tamunya Peru. Hanya saja, dalam pertandingan berikutnya pada September, mereka harus tumbang di tangan tuan rumah Kolombia dengan skor 0-4, lantas imbang 1-1 di kandang melawan Ekuador.
Pada Oktober, hasil buruk pun kembali dialami Uruguay dalam dua laga tandang ke Argentina dan Bolivia, masing-masing lewat kekalahan 0-3 dan 1-4. Lantas, pada lanjutan kualifikasi di bulan Maret 2013, Uruguay hanya mampu imbang 1-1 dengan tamunya Paraguay, sebelum kemudian kalah lagi 0-2 di kandang Cile.
Juni 2013, Uruguay mampu meraih kemenangan 1-0 atas tuan rumah Venezuela, dilanjutkan dengan kemenangan tandang 2-1 atas Peru, serta 2-0 di kandang atas Kolombia pada bulan September. Namun kemudian pada Oktober, mereka kembali kalah 0-1 dari tuan rumah Ekuador, sebelum akhirnya memenangi pertandingan terakhir kualifikasi CONMEBOL di kandang atas Argentina dengan skor 3-2.
Hasil dari rentetan laga kualifikasi itulah yang lantas menempatkan Uruguay di urutan kelima, memiliki nilai sama (25) dengan Ekuador namun kalah dalam hal selisih gol maupun head-to-head. Ekuador langsung lolos ke Brasil 2014, bersama tiga tim peringkat atas lainnya yaitu Argentina, Kolombia dan Cile. Sementara Uruguay harus lebih dulu melalui playoff, kendati akhirnya memastikan diri juga lolos ke Brasil.
Pemain Bintang:
Tak bisa dibantah, Luis Suarez akan menjadi sosok sentral di Uruguay, di luar Forlan, Cavani dan pemain pilar lainnya. Pasalnya, Suarez adalah pencetak gol terbanyak Uruguay sejauh ini, dengan 38 gol dari 77 penampilan sejak tahun 2007. Termasuk di antaranya adalah 11 gol yang ia cetak di kualifikasi PD lalu, menggungguli Lione Messi (10) sebagai top scorer.
Bahkan di Liverpool pun, Suarez saat ini adalah pencetak gol terbanyak Liga Inggris dengan 31 gol. Sementara dari total 109 penampilannya di kompetisi domestik bersama Liverpool sejak 2011, Suarez sudah membukukan 69 gol.
Hanya saja, satu poin negatif yang banyak dicatat dan diberitakan dari pemain ini adalah tindakannya menggigit pemain lawan. Dua kali sudah Suarez menggigit lawannya, yaitu pada 2010 saat masih bermain di Ajax Amsterdam, serta tahun 2013 lalu saat memperkuat Liverpool. Tindakan terakhir ini berujung sanksi larangan tampil 10 pertandingan baginya, yang semoga saja tidak sampai terulang di Brasil.
Pelatih:
Oscar Washington Tabarez, pelatih yang membawa Uruguay menjadi semifinalis di PD 2010, masih diserahi tanggung jawab sejauh ini. Mantan pemain berposisi bek ini sendiri bukanlah sosok baru di Uruguay, karena pada periode 1988-1990 lalu juga sudah pernah menduduki kursi pelatih, kendati tak bisa dibilang berhasil.
Sementara jabatannya kali ini, dipegang oleh Tabarez sejak 2006 lalu, usai harus absennya kembali Uruguay di ajang PD. Kini, setelah langkah kebangkitan besar di PD 2010, sosok kelahiran Montevideo, 3 Maret 1947, ini pun berusaha meneruskan kembali kebangkitan itu. Mengandalkan kombinasi pemain-pemain muda dengan sosok-sosok berpengalaman, Uruguay diharapkan bisa meraih hasil lebih baik tahun ini.
Skuad Uruguay:
Kiper: Fernando Muslera (Galatasaray), Martin Silva (Vasco da Gama), Rodrigo Munoz (Libertad)
Belakang : Maximiliano Pereira (Benfica), Diego Lugano (West Bromwich Albion), Diego Godin, Jose Maria Gimenez (both Atletico Madrid), Sebastian Coates (Liverpool), Martin Caceres (Juventus), Jorge Fucile (Porto)
Tengah : Alvaro Gonzalez (Lazio), Alvaro Pereira (Sao Paulo), Walter Gargano (Parma), Egidio Arevalo Rios (Morelia), Diego Perez (Bologna), Cristian Rodriguez (Atletico Madrid), Gaston Ramirez (Southampton), Nicolas Lodeiro (Botafogo)
Depan: Luis Suarez (Liverpool), Edinson Cavani (Paris St Germain), Abel Hernandez (Palermo), Diego Forlan (Cerezo Osaka), Christian Stuani (Espanyol).
(suara.com)
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Translate