Tim Uruguay
Kali ini Uruguay patut diwaspada
Banyak
orang mengenal Uruguay sebagai salah satu “kekuatan lama” sepakbola
dunia. Hal itu terutama lantaran Uruguay sudah menjadi juara Piala Dunia
(PD) di gelaran perdananya tahun 1930, di mana mereka juga menjadi tuan
rumah perdana. Prestasi juara sendiri lantas sempat diulangi Uruguay
pada tahun 1950, saat Brasil menjadi tuan rumah PD untuk pertama
kalinya.
Namun setelah era itu, perlahan-lahan Uruguay mulai tenggelam
–terkecuali di ajang Copa America. Terakhir kali mampu meraih peringkat
ke-4 pada PD 1970 di Italia, Uruguay di sejumlah edisi PD berikutnya
maksimal hanya bisa mencapai babak 16 besar, atau penyisihan grup,
bahkan kerap tak lolos sama sekali. Barulah, setelah tidak tampil di PD
2006 di Jerman, Uruguay kembali menunjukkan tanda-tanda kebesarannya di
PD 2010 di Afrika Selatan dengan menjadi semifinalis.
Kebangkitan itu sekaligus menandai hadirnya generasi baru pesepakbola
emas Uruguay, kendati dengan rentang usia yang relatif bervariasi. Di
lini belakang, selain penjaga gawang Fernando Muslera yang masih belum
tergolong tua, ada kapten Diego Lugano yang termasuk veteran dan
berpengalaman, didampingi nama-nama macam Diego Godin dan Martin
Caceres.
Di tengah, Uruguay memang diketahui tidak memiliki nama yang
benar-benar sensasional. Tapi selain pemain Atletico Madrid, Cristian
Rodriguez, mereka juga masih punya tiga pemain yang berkiprah di Serie A
Italia di lini ini, yaitu Diego Perez, Walter Gargano, serta Álvaro
Gonzalez.
Tentu saja, lini depan Uruguay-lah yang paling menonjol dengan
keberadaan para pemain bintang yang bisa disebut menakutkan banyak
bek-bek lawan. Termasuk Diego Forlan yang sudah tergolong veteran dan
kemungkinan masih diandalkan, line terdepan Uruguay juga diisi oleh
Edinson Cavani, serta tentunya srtriker tersubur mereka, Luis Suarez.
Perjalanan Tim
Di antara kontestan PD 2014 asal Amerika Selatan, bahkan di antara
tim-tim yang jadi unggulan dalam pembagian grup, Uruguay sebenarnya
justru menjadi tim dengan jalan paling berliku menuju Brasil. Hanya
menduduki posisi kelima dalam penyisihan Zona CONMEBOL, mereka harus
menjalani playoff melawan tim yang juga menduduki posisi kelima Zona
Asia (AFC) yaitu Yordania.
Untung saja, Uruguay akhirnya lolos dengan agregat 5-0 (menang
tandang 5-0 dan imbang 0-0 di kandang). Lolosnya Uruguay itu pula yang
lantas memastikan mereka –dan bukannya Belanda– yang menjadi unggulan,
berkat peringkat FIFA terakhirnya menjelang undian grup PD 2014.
Mengawali kualifikasinya pada 7 Oktober 2011, Uruguay menang di
kandang atas Bolivia dengan skor 4-2. Tandang ke Paraguay pada 11
Oktober, mereka kemudian hanya meraih hasil imbang 1-1. Namun
selanjutnya pada 11 November, mereka kembali sukses menang di kandang
4-0 atas Cile.
Jeda setengah tahun lebih, Uruguay lantas hanya mampu imbang 1-1 di
kandang melawan Venezuela pada 2 Juni 2012. Namun pada 10 Juni, mereka
kembali meraih kemenangan 4-2 atas tamunya Peru. Hanya saja, dalam
pertandingan berikutnya pada September, mereka harus tumbang di tangan
tuan rumah Kolombia dengan skor 0-4, lantas imbang 1-1 di kandang
melawan Ekuador.
Pada Oktober, hasil buruk pun kembali dialami Uruguay dalam dua laga
tandang ke Argentina dan Bolivia, masing-masing lewat kekalahan 0-3 dan
1-4. Lantas, pada lanjutan kualifikasi di bulan Maret 2013, Uruguay
hanya mampu imbang 1-1 dengan tamunya Paraguay, sebelum kemudian kalah
lagi 0-2 di kandang Cile.
Juni 2013, Uruguay mampu meraih kemenangan 1-0 atas tuan rumah
Venezuela, dilanjutkan dengan kemenangan tandang 2-1 atas Peru, serta
2-0 di kandang atas Kolombia pada bulan September. Namun kemudian pada
Oktober, mereka kembali kalah 0-1 dari tuan rumah Ekuador, sebelum
akhirnya memenangi pertandingan terakhir kualifikasi CONMEBOL di kandang
atas Argentina dengan skor 3-2.
Hasil dari rentetan laga kualifikasi itulah yang lantas menempatkan
Uruguay di urutan kelima, memiliki nilai sama (25) dengan Ekuador namun
kalah dalam hal selisih gol maupun head-to-head. Ekuador langsung lolos
ke Brasil 2014, bersama tiga tim peringkat atas lainnya yaitu Argentina,
Kolombia dan Cile. Sementara Uruguay harus lebih dulu melalui playoff,
kendati akhirnya memastikan diri juga lolos ke Brasil.
Pemain Bintang:
Tak bisa dibantah, Luis Suarez akan menjadi sosok sentral di Uruguay,
di luar Forlan, Cavani dan pemain pilar lainnya. Pasalnya, Suarez
adalah pencetak gol terbanyak Uruguay sejauh ini, dengan 38 gol dari 77
penampilan sejak tahun 2007. Termasuk di antaranya adalah 11 gol yang ia
cetak di kualifikasi PD lalu, menggungguli Lione Messi (10) sebagai top
scorer.
Bahkan di Liverpool pun, Suarez saat ini adalah pencetak gol
terbanyak Liga Inggris dengan 31 gol. Sementara dari total 109
penampilannya di kompetisi domestik bersama Liverpool sejak 2011, Suarez
sudah membukukan 69 gol.
Hanya saja, satu poin negatif yang banyak dicatat dan diberitakan
dari pemain ini adalah tindakannya menggigit pemain lawan. Dua kali
sudah Suarez menggigit lawannya, yaitu pada 2010 saat masih bermain di
Ajax Amsterdam, serta tahun 2013 lalu saat memperkuat Liverpool.
Tindakan terakhir ini berujung sanksi larangan tampil 10 pertandingan
baginya, yang semoga saja tidak sampai terulang di Brasil.
Pelatih:
Oscar Washington Tabarez, pelatih yang membawa Uruguay menjadi
semifinalis di PD 2010, masih diserahi tanggung jawab sejauh ini. Mantan
pemain berposisi bek ini sendiri bukanlah sosok baru di Uruguay, karena
pada periode 1988-1990 lalu juga sudah pernah menduduki kursi pelatih,
kendati tak bisa dibilang berhasil.
Sementara jabatannya kali ini, dipegang oleh Tabarez sejak 2006 lalu,
usai harus absennya kembali Uruguay di ajang PD. Kini, setelah langkah
kebangkitan besar di PD 2010, sosok kelahiran Montevideo, 3 Maret 1947,
ini pun berusaha meneruskan kembali kebangkitan itu. Mengandalkan
kombinasi pemain-pemain muda dengan sosok-sosok berpengalaman, Uruguay
diharapkan bisa meraih hasil lebih baik tahun ini.
Skuad Uruguay:
Kiper: Fernando Muslera (Galatasaray), Martin Silva (Vasco da Gama), Rodrigo Munoz (Libertad)
Belakang : Maximiliano Pereira (Benfica), Diego Lugano (West Bromwich
Albion), Diego Godin, Jose Maria Gimenez (both Atletico Madrid),
Sebastian Coates (Liverpool), Martin Caceres (Juventus), Jorge Fucile
(Porto)
Tengah : Alvaro Gonzalez (Lazio), Alvaro Pereira (Sao Paulo), Walter
Gargano (Parma), Egidio Arevalo Rios (Morelia), Diego Perez (Bologna),
Cristian Rodriguez (Atletico Madrid), Gaston Ramirez (Southampton),
Nicolas Lodeiro (Botafogo)
Depan: Luis Suarez (Liverpool), Edinson Cavani (Paris St Germain),
Abel Hernandez (Palermo), Diego Forlan (Cerezo Osaka), Christian Stuani
(Espanyol).
(suara.com)
0 komentar:
Posting Komentar